Senin 31 Dec 2018 23:09 WIB

Kebahagiaan Umat Manusia Bukan Soal Duniawi

Manusia tidak hanya harus berusaha di dunia, namun juga untuk bekal di akhirat.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Agus Yulianto
Muhasabah Akhir Tahun, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12
Foto: Foto: Edi Yusuf/Republika
Muhasabah Akhir Tahun, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Manusia modern memiliki dua sifat yang tidak menggembirakan, yakni pragmatis dan hedonis. Itulah paparan awal Ustaz Budi Prayitno dalam Muhasabah Akhir Tahun Republika di Masjid Pusdai, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Senin (31/12).

Ustaz Budi menjadikan penggambaran pragmatis sebagai manusia yang hanya ingin memudahkan proses di dunia. Dimana segala sesuatu merasa sangat menggampangkan kehidupan dunia.

Kedua adalah hedonis, dimana manusia mengedepankan kesuksesan duniawi menjadi pegangan hidup. "Seakan orang yang paling berhasil itu orang yang paling kaya, dia mendapatkan kesenangan atas hedonis itu," kata Ustaz Budi.

Ustaz Budi memaparkan, kemajuan yang ada di dunia salah satunya adalah dengan teknologi. Namun, teknologi tidak pernah menjanjikan kebahagiaan. Dia mencontohkan, bagaimana orang yang memiliki pengikut ribuan di sosial media cenderung merasa kesepian.

"Dari foto yang di-update, followers seribu, nggak ada yang kasih jempol, nggak ada yang komen, asa nyeri hate (kaya sakit hati)," kata Ustaz Budi disambut tawa jamaah.

Justru, teknologi bila tidak dibimbing agama akan menyengsarakan. Ustaz Budi menyayangkan, bagaimana yang terjadi di Tanah Suci, dimana orang lebih mementingkan internet untuk pamer dibandingkan serius beribadah.

"Paket data belum aktif, nggak bisa pamer di Masjid Nabawi. Coba bayangkan, nikmat pahala shalat di Masjid Nabawi, seribu kali pahala dikalahkan oleh jamaah yang nggak bisa pamer karena nggak ada paket data," papar Ustaz Budi.

Dia mengingatkan, kunci kebahagiaan adalah ketika hidup seorang manusia merasakan manfaat. Termasuk, ketika melakukan segala sesuatunya dengan ikhlas.

Ustaz mencontohkan, bagaimana kebahagiaan bisa didapat justru dari hal kecil di dalam hidup. "Ketika mengerjakan sesuatu, jika dikerjakan secara ikhlas sehingga semua terasa ringan," kata Ustaz Budi.

Dia menyebut bagaiman rezeki dari Allah sudah diatur sedemikian rupa. Sehingga, manusia tidak hanya harus berusaha di dunia, namun juga untuk bekal di akhirat.

Tidak lupa, Ustaz mengajak jamaah yang hadir untuk bermuhasabah. Apa yang sudah dikerjakan selama satu tahun ke belakang menjadi evaluasi untuk ke depan. Bagaimana orang tua mengurus anak sebagai tanggung jawab dunia akhirat, bagaimana seseorang bertanggung jawab atas pekerjaannya dan dirinya sendiri.

Dalam kesempatan itu, Ustaz menekankan, bagaimana manusia harus berserah diri pada Allah. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Memohon ampun pada Allah, meminta perlindungan pada Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement