Jumat 28 Dec 2018 07:07 WIB

Ketika Raja Mengutamakan Tuhannya

Kisah ini mengingatkan akan makna kezuhudan.

Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Entah apa yang mendasari Ibnu Quddamah, al-Maqdisi mengisahkan kisah berikut dalam bukunya, at-Tawwabin. Bisa jadi, yang hendak digarisbawahi ialah keberanian seorang pemimpin yang terbiasa hidup bergelimang harta untuk meninggalkan dunianya tersebut, demi fokus beribadah dan menghamba sekalipun dalam kisah berikut bertokohkan seorang Nasrani.

Beberapa abad, sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, banyak dinasti yang eksis di jazirah Arab. Salah satunya adalah Dinasti Lakhmid. Sebuah kerajaan yang didirikan oleh Amru, pemuda dari Bani Lakhm, pada 266 M. Dinasti Arab Kristen itu berpusat di Hirah, barat Sungai Furat. Kisah kehebatan dinasti ini, antara lain, ditunjukkan dengan berdirinya al-Kharnaq, benteng megah dan kokoh di pusat pemerintahan mereka, Hirah.

Dari sekian penguasa Lakhmid yang diabadikan sejarah ialah al-Nu'man I bin Imru' al-Qais. Sosok yang dijuluki al-a'war ini menjadi penguasa dinasti itu selama 390-418 M. Meski hanya 18 tahun berkuasa, ia berhasil menorehkan prestasi. Di antara karya terbesarnya ialah membangun istana Khawarnaq dan Sadir. Kekuasaan yang ada di genggaman tidak membuatnya gelap mata. Ia dikenal sebagai pemimpin yang bijak, merakyat, dan kerap meminta petuah kepada para bijak.

Suatu ketika, ia memutuskan untuk berjalan-jalan berkeliling mengawasi Khawarnaq. Sejauh mata memandang, ia tampak puas dengan apa yang telah dibangunnya. Ia pun berkelakar di hadapan banyak orang. “Tahukah kalian, apakah ada orang yang diberi keistimewaan sepertiku?” Hadirin menjawab bahwa ada seseorang, ia terkenal bijak dan tidak pernah berbicara sepatah kata pun.

Merasa penasaran, akhirnya al-Nu'man mendatangi sosok yang dimaksud itu. Sang Raja pun bertanya kepada sang bijak itu, mengapa ia mengunci lisannya dan tidak mau berkomentar apa pun. Akhirnya, si bijak angkat bicara. “Jika Anda izinkan, aku akan segera berbicara,” kata dia. Izin akhirnya diberikan oleh sang Raja.

sumber : Islam Digest Republika/Nashih Nasrullah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement