Jumat 28 Dec 2018 06:06 WIB

Bersikap Rendah Hati Seperti Rasulullah

Meski berkedudukan tinggi, Rasul tetap menghormati orang lain.

Rasulullah
Foto:

Mereka meminta Rasulullah tak usah repot ikut mencari kayu bakar. Namun dengan tenang, menjawab para sahabatnya itu. Saya tak ingin lain sendiri dibandingkan sahabat-sahabatku. Allah tak senang melihat seseorang berbeda dari sahabat-sahabatnya,” katanya menegaskan.

Imam Syafii menyampaikan pandangannya, sifat rendah hati atau sering disebut tawadhu seperti yang ditunjukkan Rasulullah akan menuntun orang pada keselamatan, menciptakan keakraban, juga menghilangkan kedengkian dan persegketaan. Rasa cinta, menjadi buah dari sikap rendah hati ini.

Cendekiwan Muslim lainnya, Syekh Khumais as-Said, menyatakan, orang berakal tentu akan rendah hati. Kalau melihat orang lebih tua, orang rendah hati akan berkata, orang tua itu lebih dulu masuk Islam. Sedangkan kala melihat orang yang lebih muda, diucapkannya bahwa dirinya lebih dulu berbuat dosa daripada si orang muda itu.

Orang yang sebaya akan dianggap saudara oleh orang yang tawadhu. Menurut Syekh Khumais, sikap rendah hati itulah yang membuat orang tak sombong terhadap saudaranya dan tak menganggap remeh orang lain. Jejak kerendahatian Rasulullah tersingkap tatkala ia memimpin majelis yang disesaki kaum Muslim.

Kala itu, Jabir bin Abdillah Bajali duduk di bibir pintu. Nabi mengetahuinya dan segera mengambil kain baju yang dimilikinya, kemudian melipatnya. Dengan ramah, beliau memberikan lipatan itu kepada Jabir sambil memintanya untuk duduk di lipatan kain itu sebagai alas. Jabir meraih kain itu.

Jabir tak menggunakan lipatan itu untuk diduduki sebagai alas an, tetapi mengusapkannya ke wajahnya sebagai tanda hormat kepada Rasulullah. Dengan mata berkaca-kaca ia mengembalikannya kepada Rasul, dan mengatakan, Semoga engkau selalu dimuliakan Allah sebagaimana engkau memuliakan aku.”

Tak sebatas itu, di tengah kesibukannya sebagai pemimpin umat dan kegiatan dakwah, beliau menyempatkan diri memenuhi undangan sahabatnya. Ia mendatangi jamuan yang digelar mereka. Dan di tengah jamuan itu, putra Abdullah ini tak membedakan diri dari orang lain.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement