REPUBLIKA.CO.ID, Oleh A Rahman AlHabsyi
Media sosial saat ini tak ubahnya seperti senjata tajam nan dahsyat. Ia dapat digunakan untuk tujuan dan sarana kebaikan, seperti informasi kegiatan, mengabarkan segala kejadian, menyambung silaturahim dan berbagi ilmu pengetahuan. Namun, dapat pula diarahkan untuk menistakan, mengkerdilkan, mengabaikan, menusuk dan atau bahkan membinasakan figur orang.
Memang pada saat update status tidak ada darah yang tertumpah seperti halnya melukai seseorang dengan belati atau pisau. Tetapi coba perhatikan, tidak jarang status ujaran kebencian yang mengundang provokasi, konflik, bahkan bertumpahan darah.
Maka dari itu, sejak dulu Islam menekankan pentingnya menjaga lisan. Bahkan Islam mewanti-wanti bahwa keselamatan insan adalah ketika ia pandai menjaga lisannya. Lisan cenderung menunjukkan karaktermu dan kondisi hatimu.
Sebaiknya lisan digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan jangan gunakan untuk pertikaian. Pikirlah sebelum bicara atau melontarkan kata di medsos. Timbang baik buruknya terlebih dahulu.
Dari 'Utbah bin 'Amir radhiyallahu anhu katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah yang menyebabkan keselamatan itu?" Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Tahanlah lidahmu (yakni hati-hatilah dalam berbicara), hendaklah rumahmu itu dapat merasakan luas padamu (maksudnya: lakukanlah sesuatu yang dapat menyebabkan engkau suka tetap berada di rumah seperti melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan lain-lain) dan menangislah atas kesalahan yang engkau kerjakan." (HR Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan).
Saudaraku, jaga lisanmu dan jaga juga jemarimu dalam bermedsos. Barokallah fiikum.