Sabtu 22 Dec 2018 17:22 WIB

Ini Pesan Menag untuk Umat Saat Malam Tahun Baru

Umat Islam sebaiknya mengisi waktu dengan sesuatu yang bermanfaat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Agama RI,  Lukman Hakim Saifuddin saat  sesi foto bersama Republika di Jakarta, Sabtu (22/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin saat sesi foto bersama Republika di Jakarta, Sabtu (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin berpesan kepada umat Islam di malam tahun baru agar tidak hura-hura. Menag juga berpesan, sebaiknya umat Islam tidak melakukan sesuatu yang tidak terlalu banyak manfaatnya.

 

Baca Juga

Sebaliknya Menag mengajak umat Islam untuk mengisi waktu dengan sesuatu yang bermanfaat. Seperti mengikuti acara Dzikir Nasional yang diselenggarakan Republika di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta pada malam tahun baru.

 

"Pesannya umat Islam tidak hura-hura (di malam tahun baru), apalagi melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu banyak manfaatnya, misalnya melakukan konvoi di jalan raya, itu kan bisa mengganggu ketertiban umum," kata Lukman saat ditemui Republika.co.id di rumahnya, Sabtu (22/12).

 

Lukman mengingatkan umat Islam supaya tidak melakukan konvoi di jalan raya sambil melakukan hal yang berbahaya. Sebab tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi juga membahayakan orang lain yang menggunakan jalan umum.

 

Menag mengajak umat Islam Indonesia melakukan zikir di malam pergantian tahun. Menurutnya, umat Islam lebih baik ikut acara Dzikir Nasional yang diselenggarakan Republika setiap tahun. Dalam acara Dzikir Nasional ada zikir bersama dan tausiyah dari sejumlah ulama.

 

"Saya pikir (zikir) itu bentuk (kegiatan ibadah) yang sangat positif dalam konteks kita melakukan refleksi diri, evaluasi sekaligus introspeksi diri," ujarnya.

 

Ia menerangkan, zikir mempunyai banyak makna. Saat berzikir seseorang bisa melakukan kontemplasi, muhasabah dan evaluasi diri atas apa yang sudah dilakukan selama ini. Selama ini tentu telah melakukan perbuatan yang baik dan tidak baik.

 

Maka perbuatan yang baik harus dijaga, dipelihara dan diteruskan. Sementara, perbuatan yang tidak baik harus menjadi catatan supaya tidak terulang lagi. Maka perlu perbaikan diri.

 

"Jadi saya memaknai zikir itu sebagai salah satu bentuk ibadah dalam ajaran Islam yang menyebut asma Allah, kalimat toyibah dan lain sebagainya," ujarnya.

 

Menag menegaskan, saat melakukan zikir, sekaligus melakukan proses introspeksi diri masing-masing. Sehingga hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

 

Seperti diketahui, Republika setiap tahun menggelar Festival Republik dengan puncak acara Dzikir Nasional pada 29 - 31 Desember 2018. Festival Republik tahun ini mengusung tema "Menebar Kebaikan, Menguatkan Kepedulian."

 

Republika ingin menggaungkan semangat menebar kebaikan dan menguatkan kepedulian di tengah kondisi bangsa yang sedang menghadapi banyak bencana alam dan tahun politik. Sejumlah ulama terkemuka akan menghadiri acara Dzikir Nasional di malam pergantian tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement