REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir, menilai umat Islam yang hadir dalam aksi simpati terhadap Muslim Uighur memiliki satu tujuan. Yakni, memperjuangkan hak kemanusiaan dan beragama Muslim Uighur.
"Di antara tuntutan kami juga tentu secara khusus kepada pemerintah Cina atas nama rakyat Indonesia segeralah memberikan hal yang positif kepada kami. Setidaknya tunjukkan bahwa anda memang sudah berubah atas nama kemanusiaan menghentikan semua intimidasi terhadap saudara kami di Uighur," ucap Ustaz UBN, sapaan akrabnya, saat ditemui, Jumat (21/12).
Ustaz UBN berharap pemerintah Indonesia agar segera bersikap. Juga kepada Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan dunia Islam agar bersikap setidaknya menyelamatkan kemanusiaan dan hak-hak beragama Muslim Uighur.
"Ini akan terus memanas bisa jadi akan datang lagi jumat depan atau minggu lain, dan ini tidak berhenti. Hari ini Kedutaan Besar RRC juga tidak ada, dia tutup," ujarnya.
Pemerintah Cina diberitakan mengoperasikan barak-barak reedukasi untuk etnis Uighur dan Kazakhs di Xinjiang sejak 2016. Laporan Dewan HAM PBB menyebutkan, Partai Komunis Cina juga telah melarang etnis tersebut menggunakan bahasa etnis daerah setempat.
Larangan bahkan mencakup persoalan menjalankan ibadah sesuai ajaran Islam. Selain itu, merujuk laporan media-media internasional, mereka juga dipekerjakan paksa.