REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bandung secara otomatis membayar zakat profesi melalu Badan Zakat Nasional (Baznas). Gerakan Ayo Bayar Zakat menjadi salah satu cara Pemkot Bandung untuk berkontribusi dalam berzakat.
Direktur Utama Baznas Arifin Purwakananta menuturkan, ASN harus menjadi contoh bagi masyarakat. Sebab dengan adanya program tersebut, pengumpulan zakat jauh meningkat.
Menurutnya, kebijakan Wali Kota saat itu, Ridwan Kamil untuk memberikan ajakan ASN untuk berzakat langsung ke Baznas memiliki pengaruh sendiri. Namun bukan berarti semua daerah bisa melakukannya.
"Saya kira Gubernur di Indonesia sudah banyak yang melakukannya. Kita hanya menunggu dorongan kuat dari pemerintah untuk mengajak ASN berzakat," kata Arifin di Hotel Horison, Kota Bandung, Kamis (20/12).
Oleh karena itu dengan adanya zakat dari ASN, bukan hanya uang saja yang terhimpun. Tetapi dengan terhimpunnya zakat maka mereka sudah menjalani kewajibannya kepada Allah.
"Manfaatnya bagi sesama dan Insyaallah Indonesia menjadi berkah," kata Arifin.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI Muhammad Fuad Nishar mengakui pemerataan zakat dari ASN bukan hal yang mudah. Perlu adanya peninjauan lebih langsung untuk dapat dilakukan oleh seluruh ASN maupun instansi lain di Indonesia.
"Kita sudah lihat kesadaran dan partisipasi baik itu dari ASN, BUMN, BUMD dalam perhimpunannya yang tersistem dari insyansi masing-masing," kata Fuad.
Untuk itu, Kemenag berupaya untuk meningkatkan literasi zakat dari semua tingkat pegawai. Termasuk edukasi melalui media.
"Banyak problem di masyarakat kita dalam kemiskinan gang bisa diatasi dengan peran zakat," terangnya.