Jumat 21 Dec 2018 15:23 WIB

Uighur Krisis Kemanusiaan, ACT Siap Ambil Sikap

Pemerintah Indonesia diharapkan bertindak untuk mendesak Pemerintah Cina.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Tim kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberi pernyataan sikap di Kantor ACT, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). Tim ACT juga menginformasikan mengirim sejumlah bantuan untuk Muslim Uighur di Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, serta Cina.
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Tim kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberi pernyataan sikap di Kantor ACT, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). Tim ACT juga menginformasikan mengirim sejumlah bantuan untuk Muslim Uighur di Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, serta Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menunjukkan sikap atas krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Uighur di Xingjiang, Cina. ACT dengan tegas menuntut Pemerintah Cina mengakhiri penindasan terhadap etnis Uighur dan membebaskan seluruh rakyat Uighur yang saat ini ditahan tanpa ada kejelasan.

Sebagai negara yang berkonstitusi dan menjunjung kedamaian, Pemerintah Indonesia diharapkan bertindak untuk mendesak Pemerintah Cina, bukan sebaliknya diam dan menutup mata. Presiden ACT Ahyuddin menegaskan, ACT akan mengajak seluruh rakyat Indonesia menyuarakan keadilan dan pembelaan atas etnis Uighur.

“Pembelaan kami bersama masyarakat Indonesia, disertai doa tulus, menjadi suatu yang bernilai untuk menormalisasi keadaan Uighur,” kata Ahyuddin.

Sebagai wujud kesatuan hati dan persaudaraan kemanusiaan, ACT, kata dia bertekad untuk menolong langsung warga Uighur dimanapun mereka berada. ACT, lanjut Ahyudin juga siap menjangkau seluruh lokasi tempat Uighur menaung saat ini, sebisa mungkin.

“Bukan bantuan kami yang menghebat kan, tapi Allah SWT yang menolong dan memampukan kami,” tutup Ahyudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement