REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirimkan tim kemanusiaan membantu pengungsi Muslim Uighur. Tim dikirim ke sejumlah negara seperti, Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, serta Cina.
“Tim kita sudah berangkat di Turki, dan sekarang sedang menunggu visa ke negara Asia Tengah (Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan),” kata Presiden MRI Syuhelmaidi Syukur dalam konferensi pers di Kantor ACT, Jakarta Selatan, Jumat (21/12).
Dia mengatakan berdasarkan tim lapangan, terdapat 500 ribu pengungsi Muslim Uighur di Turki. Tim membawa berbagai bantuan pangan dan persiapan musim dingin.
Kemudian, dia melanjutkan tim ACT masih mengurus proses untuk mengirim bantuan ke tiga negara Asia Tengah. Tim sudah berkomunikasi dengan mitra di tiga negara tersebut untuk mengetahui kondisi terkini Muslim Uighur.
“Persinya seperti apa sudah di dalami. Info dari Amnesty Internasional ada tanda-tanda terjadi kekerasan luar biasa sudah lama,” ujar dia.
Sementara aksi ke Provinsi Xinjiang, ACT segera memberangkatkan tim pertama. Namun, dia enggan menginformasikan lebih banyak dengan alasan keselamatan tim di Xinjiang. Dia menjanjikan segera menginformasikan setelah tim pertama itu mendapat jalan memberi bantuan.
Syuhelmaidi tidak menampik aksi ke Xinjiang akan menjadi misi menantang bagi tim kemanusiaan. Dia mengatakan tim akan melakukan upaya maksimal agar bisa masuk ke Provinsi Xinjiang.
“Tugas kita berusaha. Pengalaman 13 tahun melakukan aksi kemanusiaan, yakin ada jalan dan banyak juga mitra di banyak negara bantu kita,” kata dia.