Jumat 21 Dec 2018 14:49 WIB

Dukung Uighur, ACT Janji Ajak 100 Negara

Diharapkan apa yang menimpa Uighur dapat memancing rasa empati dan peduli dunia.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Tim kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberi pernyataan sikap di Kantor ACT, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). Tim ACT juga menginformasikan mengirim sejumlah bantuan untuk Muslim Uighur di Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, serta Cina.
Foto: Umi Nur Fadhilah/REPUBLIKA
Tim kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberi pernyataan sikap di Kantor ACT, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). Tim ACT juga menginformasikan mengirim sejumlah bantuan untuk Muslim Uighur di Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, serta Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) mulai menindaklanjuti keseriusannya untuk membantu Muslim Uighur di Xingjiang, Cina yang diduga mendapatkan diskriminasi. Presiden ACT Ahyuddin mengatakan, peristiwa yang menimpa Uighur tak lain merupakan bukti kekuasaan Allah SWT dalam menampakkan suatu kejahatan.

“Sehebat apapun manusia menutupi kejahatan, jika Allah SWT telah menakdirkannya terungkap, maka terungkaplah,” kata Ahyuddin kepada awak media, Jumat (21/12) di Menara 165, Jakarta Selatan.

Melalui peristiwa ini, dia berharap pandangan dunia mengenai Pemerintahan Cina akan tersadarkan, bagaimana Cina terus menutupi dan menyanggah tuduhan pelanggaran HAM, mendiskriminasi dan menyiksa rakyat mereka sendiri. Dalam hal ini, terlepas dari RAS dan agama, ACT, kata Ahyuddin akan mengisi garis terdepan dalam gerakan kemanusiaan.

“Manusia yang mengalami kekejaman dan penindasan, tentu akan kami bela. Semoga upaya kami ini bisa membangkitkan  gerakan kemanusiaan dunia dan menjadikan isu Uighur ini menjadi isu dunia agar seluruh masyarakat dunia dapat sadar dan bersatu untuk membela Uighur,” harap dia.

ACT, kata Ahyudin juga berencana menggelar konferensi bersama 100 negara untuk memperbincangkan lebih lanjut upaya penyelamatan Uighur. Dia juga yakin, sehebat apapun suatu negara, tidak akan mampu mengalahkan kesatuan dunia untuk melindungi hak kemanusiaan.

“Semoga apa yang menimpa Uighur dapat memancing rasa empati dan peduli dan gerakan masyarakat dunia. Kami juga akan terus advokasi apapun untuk menyelamatkan Uighur dan menghentikan kekejian pemerintah China,” lanjut Ahyudin.

ACT juga akan mengirimkan tim langsung ke Xingjiang dan beberapa negara lain yang menjadi tujuan pengungsian Etnis Uighur, seperti Turki, Kazakstan, Uzbekistan, negara lainnya. Dia menegaskan, Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ketiga di dunia harus tampil dalam setiap aksi kemanusiaan.

“Indonesia juga harus melakukan aksi tegas untuk mengakhiri kekejian ini, jika perlu dengan memutuskan hubungan bilateral Indonesia-Cina,” tegas dia.

Sementara itu, Senior vice presiden ACT Syuhelmaidi Syukur menjelaskan, hingga kini ACT telah mengirim beberapa tim untuk menyalurkan bantuan bagi Muslim Uighur. Menurut data terakhir, terdapat sekitar 500 ribu warga Uighur yang memilih pindah ke negara yang lebih aman, seperti Turki, Uzbekistan dan Kazakstan.

“Aksi langsung ke Xinjiang. Ini cukup menantang. Tapi tugas kita adalah berusaha dan kami yakin ada jalan untuk masuk ke wilayah itu,” ujar Syuhelmaidi kepada awak media, Jumat (21/12) di Jakarta.

Adapun bantuan yang diberikan ACT, kata dia antara lain sandang, pangan dan kesehatan. Selain itu, bantuan pendidikan seperti beasiswa dan modal ekonomi juga akan disalurkan sebagai program pemberdayaan Uighur.

“Jadi saudara Uighur harus menyadari bahwa saudara mereka dari berbagai wilayah di dunia peduli pada mereka,” kata dia.

Dia menjelaskan, saat ini ACT tengah mengakumulasi dan berkolaborasi dengan beberapa negara dalam menyiapkan bantuan untuk Uighur. Hal ini tak lain karena sulitnya akses masuk dan ketatnya penjagaan dari Pemerintah Cina.

Meski begitu, saat diingatkan dengan sikap pemerintah Indonesia yang memilih bungkam dan mencari aman, Syuhelmaidi menjelaskan bahwa setiap aksi kemanusiaan yang dilakukan ACT, secara tidak langsung mewakili seluruh bangsa Indonesia. Walaupun hingga kini Pemerintah Indonesia belum berani memutuskan keberpihakan, namun Syuhelmaidi menyatakan tegas bahwa ACT akan terus bergerak dan tidak akan tinggal diam untuk melindungi Uighur.

“Yang jelas kita telah mewakili Indonesia sebagai bangsa humanis yang peduli dengan isu humanis. Dan apapun akan kami lakukan untuk menunjukkan bahwa kami tidak tinggal diam dengan isu ini,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement