Kamis 20 Dec 2018 23:35 WIB

DIY Siapkan 35 Kantong Parkir Sambut Libur Akhir Tahun

Jika masih belum mencukupi, parkir alternatif bisa di Kridosono.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah
Wisatawan melintasi pedestrian di dekat lahan parkir sisi timur Jl Malioboro, DI Yogyakarta, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Wisatawan melintasi pedestrian di dekat lahan parkir sisi timur Jl Malioboro, DI Yogyakarta, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DI Yogyakarta menyiapkan sekitar 35 kantong parkir menyambut libur natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Kantong parkir itu antara lain di Jalan Abu Bakar Ali, Ngabean, siri-sirip bus di sepanjang Malioboro, dan stadion Kridosono. "Hal ini untuk mengurangi kemacetan selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019," kata Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto Rahardjo usai acara Rapat Forum Pimpinan Daerah terkait Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 yang dipimpin oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Dalem Ageng Kepatihan Yogyakarta, Kamis (20/12).

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan khusus kota Yogyakarta menyiapkan 15 kantong parkir di sekitar Malioboro. Jika masih belum mencukupi, parkir alternatif bisa di Kridosono.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengkhawatirkan meskipun sudah disediakan kantong parkir, tetapi bus-bus wisata tidak mau ke kantong parkir. Misalnya bus wisata yang datang dari arah barat, mereka yang sudah tahu akan parkir di Wirobrajan.

“Demikian pula bus wisata dari arah timur meskipun sudah disediakan kantong parkir, karena dari dulu terbiasa parkir di sekitar THR (sekarang Purawisata, Red). Padahal kami punya tanah seluas lima hektar, di dekat JEC tetapi saya khawatir masyarakat tidak mau,” kata Sultan.

Sedanglan Sigit mengatakan diperkirakan kendaraan roda dua (motor) yang masuk ke DIY sekitar satu juta kendaraaan. Sedangkan roda empat sekitar 600 ribu buah.

Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan kendaraan yang ke Yogyakarta hanya lewat saja, maka masyarakat yang hendak melewati Yogyakarta diminta untuk melewati jalur alternatif , tidak melalui jalur utama. Misalnya: dari Prambanan hendak ke Purworejo diarahkan/diberi petunjuk jalan melalui Piyungan dan tidak melalui Jalan Solo.

Apabila masyarakat dari Magelang ke Solo, akan diarahkan ke Cangkringan ke utara sampai Tempel dan ke utara. Sehingga di beberapa lokasi persimpangan seperti Tempel, Piyungan dan lain-lain harus dipasang rambu lalu lintas. Heroe juga mengusulkan adanya penambahan petunjuk jalan masuk ke arah kota Yogyakarta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement