Rabu 19 Dec 2018 06:33 WIB

Kisah An-Nadhar Ibnul Harits dan Tiga Pertanyaan

Kisah An-Nadhar ini diabadikan Allah dalam Al-Quran.

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto:

Para pendeta Yahudi pun mengingatkan kepada kedua bangsawan Quraisy itu, “Jika dia mampu menjawab ketiga pertanyaan itu, ikutilah dia. Sebab, dia adalah seorang Nabi. Jika tidak, berarti orang itu hanya mengada-ada dan tindaklah dia sesuai dengan apa yang terpikir olehmu,” kata mereka. An-Nadhar dan Uqbah pun pulang.

An-Nadhar lalu memanggil para pemuka Quraisy dan menceritakan apa yang dikatakan oleh para pendeta Yahudi. Kemudian, an-Nadhar dan para pemuka Quraisy pun pergi menemui Rasulullah dan menanyakan ketiga pertanyaan tersebut. Tapi, Rasulullah hanya menjawab. “Aku akan menjawab pertanyaan kalian besok,” tuturnya.

Ternyata, sampai hari ke-15 Allah tak kunjung menurunkan wahyu dan Jibril tidak menemui Nabi untuk memberi jawaban atas tiga pertanyaan yang diajukan pemuka Quraisy. Atas ketidakmampuan Nabi memberi jawaban itu, petinggi Quraisy pun merasa menang.

“Muhammad berjanji esok hari. Sekarang, kita berada di pagi hari kelima belas. Namun, dia tidak kunjung menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya,” teriak mereka.

Rasulullah pun risau. Akhirnya, datanglah Jibril membawa jawaban yang ditunggu-tunggu itu, yaitu surah al-Kahfi. Surah ini, di antaranya, menegur Rasulullah karena kesedihannya dalam menghadapi Kaum Quraisy, berita tentang sekelompok pemuda yang dikenal dengan para pemuda gua (ashabul kahfi), tentang seorang laki-laki bernama Zulqarnayn yang berkeliling dunia, dan tentang ruh.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement