REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desain lengkungan runcing datang ke Eropa dari Kairo melalui Sisilia. Ia dibawa para pedagang. Lengkungan runcing juga bisa dilihat pada Masjid Ibnu Tulun di Kairo.
Di Eropa pertama kali digunakan pada Abbey of Monte Cassiona pada 1071 M. Pada abad ke-11, Monte Cassino menjadi tempat peristirahatan ilmuwan Kristen Tunisia.
Baca: Corak Lengkungan dalam Arsitektur Islam
Lengkungan runcing kemudian menyebar ke utara ketika kepala biarawan St Hugh dari Prancis mengunjungi Monte Cassino pada 1083 M. Lima tahun kemudian, pembangunan Gereja Cluny dimulai. Gereja ini mempunyai 150 lengkungan runcing di lorongnya.
Masjid Ibnu Tulun di Kairo, Mesir.
Adanya lengkungan runcing yang diadopsi pada dua gereja paling berpengaruh di Eropa menginspirasi gereja lain untuk menggunakannya. Dengan cepat, lengkungan gaya ini menyebar di seluruh Prancis, lalu ke Jerman pada pertengahan abad ke-12. Di Inggris juga banyak bangunan yang menerapkan lengkungan ini, sebagian besar adalah tempat ibadah.
Baca Juga: Mengenal Desain Lengkungan Tapal Kuda
Lengkungan ogee juga dikenal dengan lengkungan Gothik di Eropa. Lengkungan ini sangat elegan dan pengembangan yang lebih gaya dari lengkungan runcing. Kurva lengkungan ini dibentuk dari dua huruf “S” saling berhadapan dan kebanyakan dibuat sebagai hiasan.
Lengkungan jenis ini berkembang di kalangan Muslim India, lalu mencapai Eropa pada abad ke-14. Lengkungan ini kemudian sangat populer pada abad ke-16 dan dipakai pada bangunan di Venesia, Inggris, dan Prancis.