REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan, dalam forum-forum tingkat Internasional yang ia hadiri banyak negara lain merasa kagum terhadap keberagaman di Indonesia. Karena itu, menurut dia, ini sebenarnya menjadi modal besar bagi bangsa Indonesia untuk lebih menguatkan lagi toleransi dan moderasi beragama.
Apalagi, menurut dia, Presiden Joko Widodo juga sangat menginginkan agar Indonesia menjadi role model dunia Internasional dalam pengelolaan moderasi beragama. Hal ini disampaikan Ruhaini dalam kegiatan Workshop Internasional yang digelar Balitbang Kemenag di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
"Pak Jokowi, Pak Presiden sebetulnya sangat menginginkan kita bisa tampil di dunia internasional menjadi contoh pengelolaan moderasi bergama di dalam kemajemukan itu," ujar Ruhaini saat berbincang dengan Republika.co.id usai workshop tersebut, Senin (10/12).
Namun, dia menjelaskan, sebelum lebih jauh mempromosikan hal itu keluar negeri, sebaiknya Indonesia menguatkan terlebih dahulu toleransi dan moderasi beragama di dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia benar-benar bisa menjadi negara panutan dunia. "Tentu saja sebelum kita membawa ke luar negeri kita juga harus terus menerus menguatkan itu di dalam negeri," ucapnya.
Dia pun yakin pada tahun politik menjelang Pemilu 2019 ini, bangsa Indonesia juga tidak akan terjatuh dalam konflik besar. Karena, menurut dia, Indonesia sudah cukup berpengalaman dalam menjalankan negara demokrasi.
"Sebetulnya secara natural kita ini bangsa yang moderat. Kalau tidak moderat tidak mungkin kita bisa memproklamirkan Indonesia sebagai negara kesatuan dari kemajemukan itu," kata mantan Ketua HAM OKI ini.
Dia menegaskan, moderasi itu sebenarnya sikap dasar bangsa Indonesia. Baik secara agama maupun etnis.