REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta elite politik harus beradab menjelang pemilihan presiden 2019 dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa tanpa menimbulkan permusuhan.
"Jika elite politik itu tidak beradab bagaimana pendukung di bawahnya," kata
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, KH Akhmad Khudori di Lebak, Sabtu (1/12).
Dia mengatakan, MUI Lebak merasa prihatin akhir-akhir ini dengan adanya politik tidak beradab dengan menyebarkan ujar kebencian, saling hujat, dan saling menjelek-jelekan.
Selain itu, kada dia, kampanye yang juga menyampaikan kalimat-kalimat yang tidak patut dan tak pantas diungkapkan. Padahal, ajaran Islam mewajibkan sikap santun, lemah lembut dan penuh kasih sayang.
"Kami berharap para elite politik jangan sampai mengembangkan politik tidak beradab, karena bisa menimbulkan perpecahan," katanya.
Menurut dia, saat ini masyarakat jangan menanggapi dulu jika menerima informasi, sebaiknya masyarakat terlebih dahulu mengkaji kebenaran informasi tersebut.
Sebab, saat ini, permasalahan kecil juga dibesar-besarkan untuk kepentingan politik Pilpres 2019. Mereka menyebarkan politik tidak beradab tersebut melalui media sosial, seperti instagram, youtube, facebook dan twitter.
"Kita minta elite politik menghindari ujaran kebencian, saling hujat, saling menjelek-jelakan hingga hoaks," katanya.
Dia mengatakan, Pemilu 2019 harus menjadikan kedamaian untuk memilih pemimpin bangsa melalui legalitas pilihan rakyat yang dilaksanakan setiap lima tahun itu.
Pilihan rakyat itu diharapkan mampu memimpin bangsa menjadi lebih baik. Begitu juga masyarakat mendukung pesta demokrasi secara jujur dan adil tanpa kecurangan.
"Kita berharap Pilpres 2019 berjalan aman, damai dan lancar tanpa menimbulkan permusuhan maupun gejolak di masyarakat," katanya.