Kamis 29 Nov 2018 16:00 WIB

Kesungguhan Sahabat Rasulullah Saat Beribadah

Allah akan menilai kesungguhan kita dalam menaati-Nya.

Ribuan Jamaah sedang melakukan shalat subuh berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ribuan Jamaah sedang melakukan shalat subuh berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta (ilustrasi)

Suatu kali, Abdullah tersandung batu dan terjatuh. Pakaiannya pun kotor terkena lumpur dan berlumuran darah dari luka di kakinya. Ia pun segera pulang untuk mengganti baju dan membersihkan lukanya. Sesaat kemudian ia segera menuju masjid kembali.

Karena tergesa-gesa, Abdullah pun kembali terpeleset dan jatuh. Dengan hati kesal, ia pun kembali ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya. Selanjutnya, untuk ketiga kalinya Abdullah segera kembali ke masjid.

Di tengah jalan, ia kembali terpeleset. Namun, dengan sigapnya ia segera ditangkap seorang pemuda. Tidak hanya itu, pemuda tersebut memapah Abdullah hingga sampai ke pintu masjid. Tentu saja ia sangat berterima kasih dengan bantuan si pemuda tersebut.

Herannya, si pemuda berjiwa pahlawan tadi tidak ikut bersama kaum Muslimin untuk menunaikan shalat di masjid. Ia hanya menunggu Abdullah di luar, kemudian mengantarkannya pulang ke rumah. Hal ini terulang beberapa kali pada hari berikutnya.

Abdullah pun menanyakan siapa pemuda yang telah menolongnya itu. Tentu saja Abdullah ingin mendoakan pemuda itu atas kebaikannya. Dan yang paling membuatnya penasaran, mengapa pula pemuda itu tidak ikut shalat di masjid bersamanya?

“Wahai Abdullah, tidak perlu engkau doakan aku dan tidak perlu engkau tahu siapa namaku. Aku adalah iblis,” tegas si pemuda itu.

Abdullah kaget. Ternyata yang biasa menuntunnya ke masjid adalah sesosok iblis. “Lalu mengapa engkau menuntunku ke masjid, sedangkan engkau iblis yang menghalangi manusia mengerjakan shalat?” tanya Abdullah.

 

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement