Senin 26 Nov 2018 06:36 WIB

Khalifah Umar Wariskan Ketegasan yang Menginspirasi

Kepada khalifah penggantinya, Umar menuliskan pesan penting.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto:

Khalifah Umar dan Patriarch Sophronious bertemu di Gereja Qiyâmah. Di sinilah perjanjian al-'Uhda al-'Umariyyah disepakati. Meskipun tampil sebagai penguasa, konsistensi Umar tetap terjaga dan menghormati pemuka agama Kristen Ortodoks itu sebagai pihak setara.

Usai perjanjian tersebut disepakati, waktu shalat datang. Khalifah Umar lantas bertanya kepada Patriarch Sophronious, di mana ia bisa menunaikan shalat.

Patriarch Sophronious mempersilakan Umar untuk shalat di gereja itu. Namun, dengan lugas Umar menolak tawaran tersebut. Alih-alih, ia kemudian keluar dari Gereja Qiyâmah dan shalat di anak tangga. Gereja itu merupakan tempat suci di Yerusalem bagi umat Kristen Ortodoks.

Sebagai bentuk penghormatan, di titik anak tangga tempat Khalifah Umar mendirikan shalat kemudian dibangun sebuah masjid kecil. Toleransi yang dicontohkan Khalifah Umar tak berhenti di situ. Ia menganjurkan agar azan tidak dikumandangkan di dalam masjid kecil tersebut. Sebab, dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas umat Kristen Ortodoks di Gereja Qiyâmah, yang tak jauh darinya.

Khalifah Umar menjelaskan alasan dia tidak mau shalat di dalam gereja. Sebab, secara simbolis, bila sampai hal itu dilakukan, pasukan Muslim dapat menafsirkannya bahwa Gereja Qiyâmah boleh ditaklukkan sehingga diubah menjadi masjid. Mendengarnya, Patriarch Sophronious mengangguk takzim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement