REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Penggunaan huruf braille bagai para tunanetra untuk memudhakan membaca Alquran dilakukan di banyak negara. Tak terkecuali Turki.
Turki menyediakan Alquran yang ditulis dalam huruf Braille. Kepala Persatuan Internasional untuk Layanan Quran Braille, Selahattin Aydin, mengatakan Alquran tersebut dikirim ke banyak negara di seluruh dunia.
"Kami bertujuan untuk menciptakan landasan akademis bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan dalam membaca Al-Quran," kata Aydin, dilansir di Anadolu Agency, Rabu (21/11).
Aydin, yang dirinya juga buta, mengatakan bahwa Mesir, Malaysia, dan Yordania adalah di antara negara-negara yang saat ini mencetak Alquran menggunakan Braille, yaitu sistem penulisan taktil yang digunakan oleh para tunanetra.
"Orang yang tunanetra biasa dapat belajar membaca kitab suci dengan huruf Braille dalam 7-15 hari," katanya.
Aydin menambahkan, Persatuan Internasional untuk Layanan Alquran Braille telah berfungsi sejak 2014. Lembaga itu adalah sebuah payung organisasi yang berbasis di Istanbul, Turki, dari sejumlah yayasan orang buta di lebih dari 10 negara.
"Kami menyediakan arus informasi kepada anggota kami di 17 negara, dan bekerja sama dalam mencetak Alquran," tambahnya.
Menekankan pada dimensi akademik, Aydin mengatakan bahwa serikat telah menyelenggarakan tiga konferensi tentang Alquran Braille sampai sekarang.
Dia juga mencatat bahwa Alquran Braille pertama kali muncul di Turki pada 1980-an. Sementara pencetakan pertama Alquran menggunakan huruf Braille di negara itu dibuat pada 1990-an.
Di Turki, kursus resmi pertama membaca Alqur'an yang ditulis dalam huruf Braille mulai muncul di kota Mediterania Antalya pada 1989. Alfabet Braille sendiri diciptakan oleh Louis Braille pada 1829 untuk membaca dan menulis dari orang dengan gangguan penglihatan.