Jumat 16 Nov 2018 06:06 WIB

Ketika Umar bin Khattab Dinasihati Perempuan

Umar meneladankan kepada kita agar bersikap sabar dan lembut kepada perempuan.

Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)
Foto:

Tanpa kata-kata, Jarud menggelengkan kepala. Dia adalah Khaulah binti Hakim. Seorang perempuan yang pengaduannya telah didengar oleh Allah SWT, seperti diabadikan dalam surah al-Mujadilah ayat 1.

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Singkat cerita, setelah bertemu dengan Khaulah binti Hakim, Umar pergi menuju tempatnya yang sederhana. Beberapa hari setelah itu, Umar didatangi seorang laki-laki asing yang tidak dia kenal.

Namun, tentu, laki-laki itu sangat mengenal Umar sebagai seorang pemimpin. Laki-laki itu datang keesokan harinya dengan tujuan ingin mengadukan istrinya karena sering marah-marah.

Setelah beberapa kali mendatangi kediaman Umar, laki-laki itu tidak pernah menjumpai Sang Khalifah. Si laki-laki hanya bertemu dengan istrinya yang menyampaikan pesan, Umar belum pulang. Beliau masih sibuk dengan urusan rakyatnya.

Kali ini, laki-laki itu tidak putus asa. Dia ingin sekali bertemu Umar dan yakin Sang Khalifah akan berada di tempat tinggalnya. Ini setelah jarak beberapa meter sampai ke rumah Umar, lelaki itu melihat sosok Sang Khalifah. Dia yakin itu adalah orang yang dia tuju.

Sampai di depan rumah, laki-laki itu tidak langsung mengetuk pintu karena mendengar suara keras yang ditujukan kepada Umar. Meski beberapa kali suara perempuan itu meninggi, tidak ada sepatah kata pun balasan dari suara lain. Suara lain yang dimaksud adalah suara Umar yang enggan membantah masalah-masalah sepele. Dia beranggapan masalah kecil tidak perlu diperbesar.

Setelah melihat dan mendengar keadaan Umar yang pasif ketika dimarahi istrinya, laki-laki yang ingin menceritakan keadaan istrinya yang sering marah-marah itu juga menjadi ragu, jika keluhannya akan didengar. Karena jika seorang amirul mukminin saja seperti itu, bagaimana denganku? gumamnya dalam hati.

Laki-laki itu pun pergi meninggalkan rumah umar. Namun, berjalan beberapa langkah, tiba-tiba dia mendengar suara umar memanggilnya. Apa keperluanmu? kata Umar.

Tanpa basa-basi, laki-laki yang telah menguping Umar dimarahi istrinya langsung berkata, Wahai, amirul mukminin, aku datang untuk mengadukan perangai buruk istriku dan sikapnya kepadaku. Tapi, aku mendengar hal yang sama pada istrimu, ujarnya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement