REPUBLIKA.CO.ID, IPSWICH -- Sebuah pusat keagamaan Islam di Inggris meminta otoritas lokal agar mencabut pembatasan pada jam-jam yang dapat dibuka untuk ibadah. Masjid dan Pusat Islam Bexhill di Clifford Road meminta agar Dewan Distrik Rother menghapus pembatasan jam tersebut sepenuhnya.
Sebelumnya pada Mei 2010, Masjid Bexhill diberikan izin perencanaan dengan syarat membatasi jam penggunaan untuk ibadah antara pukul 06.00 hingga 22.00. Namun pada 4 Desember 2017, pembatasan ini untuk sementara dicabut hingga 30 November 2018. Dilansir di Bexhill Observer, Selasa (13/11), kini Masjid Bexhill meminta penghapusan batasan jam sepenuhnya.
Dengan demikian, jamaah bisa melaksanakan Shalat Subuh di masjid tersebut. Shalat Subuh di sana berlangsung sekitar pukul 03.00 dini hari di bulan-bulan musim panas. Sedangkan Shalat Isya berlangsung sekitar pukul 22.45 di musim panas.
Pusat Islam Bexhill menyatakan, mereka memperkirakan akan menerima antara lima dan delapan orang untuk melaksanakan Shalat Subuh dan Shalat Isya di masjid tersebut. Kendati begitu, sejumlah keberatan disampaikan warga kepada Rother. Mereka mengklaim mengubah jam bagi masjid tersebut akan memperburuk masalah parkir di daerah itu.
Warga lainnya mengatakan, bahwa perubahan sementara pada jam tersebut hanya berdampak kecil terhadap parkir di daerah itu. Mereka mengatakan, pemimpin pusat mempertimbangkan para tetangga mereka. Aplikasi perencanaan pusat mengatakan, mereka yang menuju masjid telah disarankan agar parkir di tempat yang jauh, berbagi transportasi dan diimbau untuk berjalan kaki.