REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Pahlawan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani sifat dan sikap para pahlawan. Sikap rela dan ikhlas berkorban, berani, jujur, cinta tanah air, mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, serta rendah hati dan tidak sombong dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Sifat dan sikap kepahlawanan seperti itu sekarang ini sudah mulai terkikis dengan derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada nilai-nilai sekularisme, liberalisme, individualisme, dan pragmatisme yang jauh dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia," kata Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi dalam siaran persnya, Sabtu 10/11).
MUI menilai gejala mengikisnya nilai-nilai budaya bangsa sudah mulai terjadi. Hal itu ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat serta longgarnya nilai etika, hukum dan, agama.
Kondisi itu melahirkan banyak penyimpangan perilaku di masyarakat, seperti perilaku sadisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan korupsi. MUI menengarai mulai terjadi keretakan di elemen masyarakat.
"ikatan nasionalisme, semangat persaudaraan antarwarga dan elemen di masyarakat mulai memudar," ungkap Zainut
Hal ini ditandai dengan menguatnya sikap dan perilaku eksklusivisme kelompok yang mengusung tema primordialisme di masyarakat. Sikap eksklusivisme dan primordialisme yang berlebihan dapat mengganggu rasa kebangsaan dan kebhinnekaan yang pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk itu, MUI mengajak semua pihak untuk kembali kepada semangat perjanjian luhur para pahlawan yang telah meletakkan dasar-dasar berdirinya NKRI, yaitu Pancasila. Dengan begitu, bangsa Indonesia selamat dari bahaya perpecahan dan tetap berdiri tegak hingga akhir masa.
MUI pun mengajak seluruh masyarakat melakukan doa bersama untuk para pahlawan kusuma bangsa. MUI juga menyerukan masyarakat untuk mengenang jasa perjuangan para pahlawan agar bisa melanjutkan cita-cita luhurnya demi mewujudkan negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
"Dalam kenyataannya, cita-cita tersebut sampai saat ini masih jauh dari harapan, untuk hal tersebut tugas dan kewajiban kita semuanya untuk memenuhinya," ucap Zainut.