Kamis 08 Nov 2018 06:06 WIB

Ketika Bani Israil Dikutuk Menjadi Kera

Tabiat yang kasar dan dosa yang terlalu banyak telah mengubah bentuk dan rupa mereka

Laut Merah
Foto:

Sebagian kaum Bani Israil yang menolak (beriman) segera memberikan peringatan dan nasihat, tapi arahan itu tidak dihiraukan oleh mereka yang ingkar. Karena ini sudah menjadi tradisi turun- temurun, akhirnya kaum yang beriman itu berjaga-jaga di Laut Merah. Tujuannya agar tidak ada satu orang pun dari kaum manapun yang menangkap ikan pada Sabtu.

Penjagaan itu mendapat reaksi keras dari kaum yang setuju Sabtu digunakan untuk menangkap ikan. Adu mulut antara kaum Bani Israil yang taat dan tidak mulai terjadi dan hampir bentrok.

Golongan yang ingkar berkata, "Kampung ini bukan kepunyaan kalian saja. Kami juga berhak atas kampung ini," katanya.

Karena kedua belah pihak sudah lelah menyampaikan pendapatnya akhirnya diputuskanlah kesepakatan, yakni membagi dua daerah tersebut. Dan, kaum beriman setuju. Persetujuan itu didasari keinginan agar tidak ada lagi perpecahan karena kaum satu dan kaum lainnya berbeda pendapat tentang tradisi dilarang melaut ketika Sabtu.

"Baiklah kita bagi dua saja daerah ini. Sehingga, kami merdeka berbuat apa saja yang kami inginkan, di kampung bagian kami, dan kalian juga merdeka pula berbuat apa yang kalian kehendaki atas hak kalian," katanya.

Setelah diputuskan kesepakatan itu, Sabtu menjadi waktu berpesta bagi kaum yang tidak beriman. Mereka tidak lagi menggunakan Sabtu untuk menyembah Allah SWT. Sementara, kaum yang beriman tetap mengingatkan dan menyeru keluarga dan kerabat dekatnya agar tidak meniru melakukan pesta pada hari tersebut.

Karena pelanggaran ini terjadi pada zaman Nabi Daud, akhirnya Nabi Daud berusaha keras memperingatkan kaum yang melaut pada Sabtu. Nabi Daud juga memperingatkan kaum Bani Israil yang melaut agar tidak lagi berpesta, hanya karena mendapatkan tangkapan ikan banyak.

Namun, usaha itu tidak berhasil sehingga masalah ini dia serahkan kepada Allah SWT, dengan harapan agar Allah SWT saja yang memperingatkan. Kemudian, turunlah ayat ke-18 surah Shaad. "Sesungguhnya kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi."

Orang-orang tidak mau mengikuti nasihat Nabi Daud dan semakin ingkar. Mereka tamak dalam kehidupannya, mereka mengerjakan segala macam dosa dalam hidupnya. Tabiat mereka berubah menjadi seperti kera atau beruk, tidak tahu halal dan haram, tidak kenal pematang atau pagar.

Akhirnya, bukan hanya tabiatnya yang berubah jelek, tetapi rupa dan bentuk merek juga jadi memburuk. Tabiat yang kasar dan dosa yang terlalu banyak telah mengubah bentuk dan rupa mereka, menyerupai kera atau lebih buruk.

Pada satu hari terjadilah gempa yang begitu dasyat sehingga membuat desa itu luluh lantak. Gempa itu melenyapkan semua golongan ingkar yang sedang melakukan aktivitas pada Sabtu. Sementara, golongan yang beriman selamat. Merekalah orang-orang yang taat terhadap perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement