REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stigma terhadap Islam bisa berlangsung terus-menerus dari generasi ke generasi berikutnya. Hal inilah yang dirasakan Susan Carland saat berusia 17 tahun.
Perempuan Australia kelahiran 1979 ini mulai tertarik mempelajari agama-agama.
Namun, ibunya memberikan catatan keras terhadap Islam.
"Susan, aku tidak ingin kamu mendekati Islam. Saya tidak peduli bila nanti kamu bahkan menikah dengan seorang pengedar narkoba, asalkan jangan sampai jodohmu seorang Muslim," kata Carland menirukan kata-kata ibunya, seperti dikutip aboutislam.net.
Susan mengaku terkejut begitu mendengar langsung stigma Islam dari ibunya sendiri. Betapa tidak? Seorang pengedar narkoba dianggap lebih baik menjadi menantu ketimbang seorang Muslim? Bagaimanapun, rasa ingin tahu Susan justru semakin besar terhadap agama ini.
Sejauh ini, ia hanya mendengar selentingan negatif tentang Islam. Misalnya, bahwa ajaran kitab suci Islam, Alquran, mendukung kekerasan terhadap orang yang beda iman atau menindas kaum perempuan.
Bagi Susan, agaknya tidak masuk akal bila Islam pada hakikatnya mengajarkan kekerasan. Apa jadinya dunia bila 1,5 miliar Muslim menjalankan aksi kekerasan? Bila demikian, bukankah sudah dari dahulu planet bumi mengalami kerusuhan dengan skala masif?