REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG— Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan pesan kepada 1.123 aktivis kerohanian Islam (Rohis). Mereka merupakan peserta Perkemahan Rohis Siswa SMA/SMK Tingkat Nasional III Tahun 2018 di Bumi Perkemahan Bumi, Belitung.
“Ada tiga pesan penting yang ingin saya tekankan dalam kesempatan kali ini,” kata dia dalam pidato pembukaan, Selasa (6/11).
Dia menyebutkan, pesan pertama agar para siswa memperluas dan memperdalam wawasan pengetahuan. Tidak hanya keislaman tetapi di semua aspek kehidupan.
Menurut Menag, wawasan ini penting diperdalam agar tidak sempit pikiran dan mempunyai pandangan luas agar hati juga luas.
Menag mengutip pepatah Arab yang berbunyi an-Nasu a’dau ma jahilu yakni manusia memiliki kecenderungan memusuhi segala yang dia tidak pernah ketahui sebelumnya.
“Mari miliki cara pandang luas agar senantiasa kedepankan hal positif dan tidak terjebak pesimisme,” tutur dia.
Menag melanjutkan, pesan yang kedua adalah hendaknya memahami Islam secara esensial subtansial pada inti ajaran pokok.
Peserta perkemahan Rohis tengah bersiap melaksanakan shalat.
Ajaran Islam pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia. Ini sesuai dengan akar kata Islam yang berasal dari salam bermakna kedamaian, inilah esensi Islam.
Islam menurut Menag, hadir demi menjaga, memelihara, dan merawawt harkat martabat kemanusiaan. Jika mengkaji Islam, akan didapati ragam tafsiran itu dan perlu untuk menghormati sejauh mengajak pada pemeliharaan dan penjagaan kemanusiaan. “Jika bertolak belakang maka berlawanan dengan esensi Islam,” tutur dia.
Pesan yang ketiga, tutur Menag, agar para aktivis Rohis menebar manfaat bagi masyarakat, lingkungan, bangsa dan negara. Persiapkan diri dengan mengasah integritas dan membekali kompetensi. Kedua hal ini adalah kunci menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Lebih lanjut Menag mengatakan, generasi Islam milenial sekarang ini adalah generasi Z yang selalu digoda segala bentuk informasi, termasuk informasi sampah bahkan hoax. Untuk itu mereka harus meningkatkan kecerdasan dalam berpikir dan beragama. "Maka dari itu tebarkan kedamaian di manapun kapanpun dan kepada siapapun," tambahnya.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat mengembalikan pegiat Rohis sebagai teladan bagi pegiat agama Islam yang memiliki integritas dan kekokohan akhlak.
Bila pemahaman agama di era milenial dapat tersampaikan dengan baik pada event semacam ini, maka pegiat Rohis diyakini dapat menjadi agen moderasi agama yang penting posisinya dalam ber-NKRI.
"Perkemahan adalah format yang dipilih karena ide dasarnya adalah silaturahmi dan tukar pengalaman dalam pengelolaan kegiatan Rohis yang produktif di sekolah-sekolah," kata Kamaruddin.
Setelah acara ini pihaknya berharap para peserta memperteguh komitmen aksi pada dua perkemahan pada tahun-tahun sebelumnya yang menyatakan keprihatinan terhadap fenomena radikalisme. "Saat ini waktunya beraksi, langkah kongkrit harus diambil," katanya.
Perkemahan Rohis ini bukan perkemahan biasa, tetapi mengandung misi strategis menyalurkan ide-ide moderasi Islam ke kalangan pegiat Rohis di sekolah-sekolah.
Kegiatan yang mengambil tema "Membentuk Genersi Islam Yang Literat dan Moderat" ini merupakan bagian dari gerakan moderasi Islam di sekolah-sekolah, yang diprakarsai Kementerian Agama RI.