Sabtu 03 Nov 2018 05:30 WIB

Nasihat-Nasihat Sang Alim

Kedekatan umara dan ulama perlu untuk saling menasihati.

Takwa (ilustrasi).
Foto:

Ketika posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Abd al-Aziz, Thawus menerima surat dari putra dari Abd al-Aziz bin Marwan itu. Amirul Mukminin Umar meminta nasihat kepada Thawus. Dengan singkat, surat Sang Khalifah mendapat balasan demikian, “Bila Anda menghendaki seluruh amal Anda baik, maka angkatlah para pengawal dari orang-orang yang baik pula. Wassalam.”

Membaca balasan tersebut, khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata, “Cukuplah ini sebagai peringatan … cukuplah ini sebagai peringatan .…”

Kisah kedekatan Thawus, memawakili ulama pada masa itu, dengan para pemimpin negara, juga berlangsung ketika Hisyam bin Abd al-Malik memimpin. Sewaktu berhaji, Hisyam meminta pemuka Makkah agar dipertemukan dengan sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup, tetapi ternyata nihil. Ia pun lantas meminta bertemu dengan ulama generasi tabiin.  Maka, dipanggillah Thawus bin Kaisan.

Thawus datang memenuhi undangan. Ia menghadap lalu membuka sepatunya di tepi permadani. Memberikan salam pada Hisyam tanpa menyebut atribut kehormatan, pemimpin umat Islam amirul mukminin. Bahkan, Thawus langsung duduk sebelum khalifah mempersilakannya.

Ternyata Hisyam tersinggung dengan tingkah Thawus yang dinilainya kurang sopan dan tidak hormat. Apalagi dilakukan Thawus di hadapan para pejabat dan pengawalnya.

Namun, Hisyam menahan amarahnya dan berkata, “Mengapa Anda berbuat seperti itu wahai Thawus? Melepas sepatu di tepi permadaniku, Anda tidak memberi salam kehormatan, Anda hanya memanggil namaku tanpa gelar lalu duduk sebelum dipersilakan.”

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement