REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Maruf Amin menghadiri deklarasi Arus Baru Indonesia (Arbi) di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (31/10). Ribuan santri dari beragam pondok pesantren, seperti Pondok Pesantren Mamba’ul Falah, tokoh masyarakat, pemuka agama, dan perwakilan masyarakat turut hadir.
Calon wakil presiden nomor urut 1 ini mengatakan, Arbi adalah gerakan yang bermuara pada satu tempat, yakni perbaikan di seluruh bidang, termasuk ekonomi, politik, kebudayaan, dan pendidikan.
“Lewat Arbi, kita akan membuat perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk menjadikan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Semua itu untuk Indonesia,” tutur Kiai Ma’ruf saat berpidato dalam acara deklarasi Arbi Jawa Timur, Rabu (31/10).
Dalam Arbi, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menjelaskan, nilai-nilai perjuangan dan karakter ulama akan selalu mendapatkan tempat. Bahkan, Kiai Ma’ruf melanjutkan, hal itu menjadi dasar pergerakan.
Hal tersebut terangkum dalam sembilan pilar Arbi yang dilatari gagasan dan pemikiran Kiai Ma’ruf, yakni ekonomi, persatuan bangsa, ulama, remaja masjid dan santri, pengusaha, milenial, pendidikan, buruh tani dan nelayan, dan kebudayaan.
Ketua Umum Arbi, Lukmanul Hakim, menyatakan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan komitmen yang akan terus dijalankan dan menjadi salah satu pilar utama Arbi.
"Arus Baru Indonesia sesungguhnya sudah diusung Kiai Ma'ruf bahkan sebelum beliau menjadi calon wakil presiden," tutur Lukmanul dalam siaran persnya, Rabu (31/10).
Menurut Lukmanul, deklarasi Arbi Jawa Timur juga menelurkan kesepakatan bahwa santri mendukung ulama sebagai pemimpin bangsa.
“Ulama merupakan teladan yang bisa mengarahkan kita pada kebaikan, termasuk persatuan dan kesatuan bangsa. Kolaborasi ulama, santri, dan umara akan membuat Indonesia menjadi negara yang maju, santun, rukun, adil, dan beradab,” tutur Lukmanul.