REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap Jawa Timur (ACT Jatim) dan PT ASDP Indonesia Ferry kembali memberangkatkan Kapal Kemanusian dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Sulawesi Tengah. Kapal kemanusiaan ini adalah kapal kedua yang bertolak dari Surabaya, atau Kapal Kemanusiaan keempat yang sudah diberangkatkan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Seperti keberangkatan pertamanya awal Oktober lalu, kapal membawa bahan logistik berupa makanan, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, peralatan bayi, dan lain-lain. KMP Drajat Paciran yang didaulat sebagai Kapal Kemanusiaan ini berangkat Sabtu (27/10) pukul 17.00 WIB dari Pelabuhan Tanjung Perak dan mengangkut 200 ton logistik menuju Palu.
Kepala Cabang ACT Jawa Timur, Ponco Sri Aryanto, mengatakan bantuan logistik yang dibawa oleh kapal kemanusiaan kali ini tidak hanya dari masyarakat Jawa Timur saja, melainkan juga dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bantuan juga berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur.
ACT Bangun Kompleks Terintegrasi di Sulteng
"Rangkaian pemberangkatan Kapal Kemanusiaan yang membawa berbagai jenis bantuan logostik sejak awal Oktober lalu tidak terlepas dari tingginya kebutuhan pengungsi di Palu, Sigi, dan Donggala, meski saat ini sudah memasuki masa pemulihan," ujar Ponco dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (29/10).
General Manager PT. ASDP Cabang Surabaya, Rudy Hanafiah, mengaku puas dengan keberangkatan Kapal Kemanusiaan ini. Ia menyebut banyak pertanyaan publik terkait keberangkatan Kapal Kemanusiaan ke Palu.
"Setelah keberangkatan KMP Drajat Paciran dari Tanjung Perak beberapa waktu lalu, kami juga masih terus mendapatkan pertanyaan dari berbagai pihak, baik itu pribadi maupun organisasi, 'kapan kapal diberangkatkan lagi menuju Palu untuk membawa barang bantuan?' Maka dari itu, kami berkoordinasi dengan ACT untuk kembali mengirimkan bantuan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, " ujar Rudy
PT ASDP Indonesia Ferry berkomitmen untuk membantu para korban bencana di Palu dengan memberangkatkan kapal yang bisa digunakan secara cuma-cuma untuk menyalurkan bantuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur. Ia berharap segala upaya yang telah dilakukan dapat meringankan beban para korban dan mempercepat proses pemulihan infrastruktur.
BPBD Provinsi Jatim juga turut mendukung pemberangkatan Kapal Kemanusiaan keempat ini, dengan mengirimkan sejumlah kendaraan penyelamatan milik BPBD. Selain bantuan, Kapal Kemanusiaan turut mengangkut relawan yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Timur.
Koordinator MRI Jawa Timur, Achmad Hamid, mengatakan tenaga relawan di lokasi bencana saat ini masih sangat dibutuhkan, mengingat besarnya dampak dari bencana tersebut. "Untuk menambah tenaga relawan di Palu dan Donggala, MRI siap menerjunkan 20 relawan pilihan. Semoga dapat mensupport aksi-aksi kemanusiaan yang dijalankan oleh ACT di lokasi bencana," ujarnya.