REPUBLIKA.CO.ID, OLEH: Ratna Ajeng Tedjomukti
Islam baginya adalah agama kasih sayang. Di dalamnya ada nilai persaudaraan yang tidak hanya dibangun dengan nilai- nilai sosial, tapi juga keimanan.
Pengalaman keagamaan sungguh menenangkan hati. Ketika merasakan dan tenggelam di dalamnya, seseorang tak ingin lepas darinya. Objek pengalaman ini adalah keintiman dengan yang abstrak: merasakan kedekatan dengan Yang Ilahi.
Ketenangan itu bisa seperti bayi dalam pelukan ibunya. Tak ingin dipisahkan. Anak akan berteriak, menangis, dan mencari-cari, jika ibunya pergi.
Keadaan itu juga dialami orang- orang yang menemukan hakikat agama yang menenangkan hati. Pada titik tertentu, seseorang pasti sampai pada nikmatnya rasa beragama (eros religious).
Bennet, wanita asal New York Amerika Serikat pada mulanya bukanlah sosok agamis. Sejak kecil dia dibesarkan dalam lingkungan yang jauh dari agama.Orang tuanya lebih banyak beraktivitas untuk keduniaan. Ayah dan ibunya yang berdarah Amerika-Afrika, lebih memilih aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Dalam sepekan, ritual agama hanya dijalaninya sebagai formalitas di akhir pekan. Ketika itu orang-orang tampil berpakaian rapi menuju gereja. Selain hari Ahad, dia mengunjungi gereja untuk alasan tertentu, seperti menghadiri pernikahan atau pembaptisan.