REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PPPA Daarul Qur’an menerjunkan tim Santri Siaga Bencana (SIGAB) melalui jalur Makassar-Mamuju-Polewali Mandar-Palu untuk membantu evakuasi, distribusi logistik, pembuatan shelter darurat dan gerilya layanan medis. Tiga pekan lebih bergerak di fase emergency, PPPA mencoba menawarkan konsep Integrated Tahfizh Shelter (ITS) sebagai solusi bagi warga yang kehilangan rumah akibat likuifaksi, terutama di Kelurahan Petobo, Palu Selatan.
Konsep ITS yang direncanakan dengan 300 hunian sarana ibadah, air bersih, toilet, pengembangan tahfizh dan dakwah memang sangat ideal. Hunian ini diperkirakan maksimal dapat ditempati warga selama dua tahun sembari menunggu warga direlokasi ke tempat yang permanen. Setelahnya akan dihibahkan kepada masyarakat setempat untuk menjadi pesantren. Dengan harapan sarana yang sudah dibangun tetap hidup dan menjadi program jangka panjang.
"Setelah tim melakuan assessment, Alhamdulillah banyak respon warga untuk menawarkan lahan. Baik di wilayah Palu maupun Sigi," demikian laporan PPPA Daarul Quran, dalam siaran persnya, Selasa (23/10)
Namun, setelah melakukan pendalaman, tim memutuskan untuk mencari alternatif program selain shelter. Hal itu lantaran lahan-lahan yang ada di Petobo, mayoritas sengketa. Sehingga tidak bisa digunakan untuk pengembangan program pasca shelter pengungsian.
Saat ini, PPPA hanya bisa membuat shelter-shelter darurat di Petobo. Kemudian, pemerintah meminta pengungsi likuifaksi Petobo untuk menempati shelter-shelter darurat yang ada di wilayah Petobo, bukan di wilayah kabupaten lain. Karananya, opsi membuat ITS di Kabupaten Sigi sulit diwujudkan.
Apalagi, jarak Petobo dengan rencana lahan ITS di Sigi sejauh 15 KM. PPPA pun memutuskan untuk mengganti strategi pembangunan ITS menjadi Kampung Qur’an.
Dalam kegempaan, sejatinya yang hilang adalah atap berteduh. Sedang mata pencaharian tetaplah utuh. Namun warga tak mungkin hidup normal dan kembali ke ladang jika masih tidur di tenda beralas tanah.
Oleh karena itu, pasca gempa Sulawesi Tengah ini, PPPA Daarul Qur’an akan membangun Kampung Qur’an, sebuah kawasan pengembangan masyarakat berbasis tahfizul Qur’an pasca bencana. Lokasi Kampung Qur’an di Dusun Sadaunta, Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.