Rabu 17 Oct 2018 15:30 WIB

Wakaf Tunai Pelihara Wakaf tak Bergerak

Literasi wakaf tunai masih belum awam di kalangan masyarakat.

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Wakaf / Wakaf Produktif
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Wakaf / Wakaf Produktif

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Literasi wakaf tunai masih belum awam di kalangan masyarakat. Wakaf masih dianggap sebagai harta tak bergerak dan tak habis pakai, seperti tanah, mushala, rumah sakit, dan sekolah.

Badan Wakaf Indonesia (BWI) menjelaskan tujuan wakaf adalah menyedekahkan manfaat untuk orang yang berhak sesuai ajaran Islam. Karena itu, BWI menyebut wakaf tunai tidak jauh berbeda dengan manfaat wakaf benda yang selama ini dikenal.

“Sebenarnya wakaf tunai ini dalam rangka untuk membantu wakaf tak bergerak,” kata Ketua Devisi Humas, Sosialisasi, dan Literasi (husoli) BWI Atabik Luthfi kepada Republika.co.id, Rabu (17/10).

Menurut dia, yang terpenting dari wakaf tunai adalah bagaimana memanfaatkannya untuk memberi faedah bagi umat. Salah satu contohnya, wakaf tunai bisa digunakan untuk operasional atau merawat wakaf tak bergerak, wakaf tunai bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang bermanfaat.

Dia mencontohkan wakaf tunai di Kuwait dimanfaatkan untuk membuat apartemen. Keuntungan dari operasional apartemen digunakan untuk merawat wakaf tak bergerak, seperti masjid yang tak terurus atau sekolah tak terawat.

“Dari situ kemudian saling memberi kebaikan. Pemahaman orang tidak sampai di situ. Itulah masalah persepsi sebenarnya,” tutur Luthfi.

Ia beranggapan apabila masyarakat masih berpandangan wakaf adalah harta tak bergerak, maka tidak akan maju pemanfaatannya. Dia berharap pandangan tersebut harus mulai dihilangkan.

“Banyak yang tak memahami wakaf itu bukan bendanya, tapi manfaatnya,” kata dia.

Sebelumnya, BWI menyebut potensi wakaf tunai di Tanah Air mencapai Rp 180 triliun. Dari jumlah tersebut, BWI telah memanfaatkan dan merealisasikan sebanyak Rp 400 miliar. Wakaf tunai itu dimanfaatkan untuk membantu mahasiswa kurang mampu berwirausaha dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Program itu disebut Waini atau Wakaf Mahasiswa Indonesia. Tahun depan, BWI menargetkan mampu merealisasi wakaf tunai mencapai Rp 800 miliar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement