REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) berencana membangun sejumlah masjid di daerah-daerah terdampak gempa di Sulawesi Tengah (Sulteng). Pekan lalu, DMI sudah menurunkan tim untuk melakukan pendataan lapangan dan identifikasi kebutuhan rumah ibadah di daerah terdampak gempa.
“DMI sudah menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan pendataan lapangan, identifikasi,” kata Sekertaris Jenderal (Sekjen) DMI Imam Addaruqutni kepada Republika.co.id, Senin (15/10).
Selain itu, sejumlah anggota DMI yang berprofesi sebagai arsitektur tengah merancang bangunan masjid atau mushala semi permanen yang tahan gempa. Kemudian, apabila tim sudah mengumpulkan kebutuhan data, DMI segera mempresentasikannya pada pemerintah daerah.
Dewan Masjid Indonesia (DMI) bersama Yayasan Kalla menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) membangun masjid darurat.di kamp pengungsian bencana alam Palu, Sigi, Donggala (Pasigala)
Imam mengatakan, DMI belum menentukan di mana saja lokasi pembangunan masjid semipermanen itu. Sebab, DMI masih menunggu identifikasi lebih lanjut ihwal kerusakan dan lokasi yang bisa berdiri fasilitas umum. Identifikasi itu baik dari tim lapangan maupun Badan Nasional Penanggulangan Bendana (BNPB).
“Belum sampai pada bangun di mana tempatnya. Kita tak bisa membuat posisi menunjuk langsung tempatnya, itu berhubungan dengan otoritas daerah juga,” tutur Imam.
Dia mengatakan rancangan bangunan masjid dan mushala sifatnya semipermanen. Namun, bangunan itu bisa dengan mudah dijadikan bangunan permanen atau dibongkar. Dia mengatakan DMI tidak menargetkan tenggat waktu untuk memulai pembangunan masjid. Sebab, DMI menerima masukan dari berbagai sudut pandang, seperti, tim lapangan, masyarakat setempat, pemerintah daerah, BNPB.
Dewan Masjid Indonesia (DMI) bersama Yayasan Kalla menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) membangun masjid darurat di kamp pengungsian bencana alam Palu, Sigi, Donggala (Pasigala).
Terkait berapa bayak bangunan masjid atau mushala yang akan dibangun, Imam mengatakan DMI menyesuaikan dengan kemampuan dana dan donasi dari para donatur. Ia mempersilakan masyarakat yang tertarik ikut menjadi donatur bisa menghubungi DMI.
Berdasarkan data rilis BNPB dampak gempa dan tsunami Palu-Donggala pada 11 Oktober lalu, sebanyak 99 fasilitas peribadatan rusak, 22 fasilitas kesehatan rusak, 662 sekolah rusak, 67.310 rumah rusak. Sebanyak 18.353 orang melakukan evakuasi ke luar daerah, 87.725 orang mengungsi, 680 orang hilang, 2.073 jiwa dimakamkan, dan 10.679 orang terluka.