REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Para sultan Ottoman dan elite secara aktif terlibat dalam mengatur kompetisi gulat. Hampir setiap desa, kabupaten, dan kota memiliki jawara.
Para juara lokal inilah yang akan berkumpul di Kirkpinar untuk bersaing, meskipun untuk sebagian besar sejarahnya, kompetisi Kirkpinar sendiri adalah urusan lokal.
Kekaisaran Ottoman membangun penginapan khusus untuk melatih para pegulat di setiap kota yang mereka taklukkan, dari Balkan ke Afrika Utara, dan bahkan di Makkah.
Mengutip Daily Life in the Ottoman Empire karya Mehrdad Kia, pertandingan sering diselenggarakan pada Jumat atau sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri.
Para pegulat diundang dari seluruh kawasan kekaisaran, bahkan dari luar, termasuk beberapa dari Afrika dan India. Sultan Suleyman I (yang memerintah pada 1520-1566) membayar pegulat favoritnya dengan upah harian.
Masih dari sumber yang sama, bahkan beberapa sultan tertarik menjadi pegulat. Contoh terbaik adalah Murad IV (yang memerintah pada 1612-1640). Murad sering melucuti dan bergulat dengan para pejabat pengadilan, termasuk penulis kaligrafi.
Ada beberapa insiden lucu usai Murad bertanding. Seorang pelayan istana pernah menasihati Murad agar mandi karena tubuhnya penuh minyak usai bertanding. Menurut pelayan itu, Murad tidak perlu bertanding gulat.
Kemudian Murad mengerjai pelayan itu dengan mengangkat dan memutarnya di udara, sampai memohon ampun. Murad menjatuhkannya dan tertawa sembari menghadiahi koin emas.
Dalam karya Turkish Oil Wrestling, Krawietz juga menuliskan pondok yang didirikan di seluruh kekaisaran untuk melatih para pegulat dikenal sebagai tekke.
Nama yang sama untuk mengidentifikasi pondok-pondok sufi. Karena latihan atletik dan spiritual berjalan bergandengan tangan. Tekke bisa disebut sebagai model pusat kebugaran setelah rumah kekuatan orang Persia, zurkhaneh. Zurkhaneh menjadi rumah pegulat terlatih sering bersama dengan pemanah.