Kamis 11 Oct 2018 19:21 WIB

Islam Terus Berkembang di Pantai Gading

sekolah-sekolah Alquran tradisional terus memainkan peran penting sebagai identitas.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Muslim di Pantai Gading.
Foto: AP/Rebecca Blackwell
Muslim di Pantai Gading.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam terus berkembang di Pantai Gading karena bersesuaian dengan budaya Afrika. Pada tahun 1980an, sekitar seperempat dari semua warga Ivoirian, termasuk kebanyakan orang Juula dan Malinke, menyebut diri mereka sebagai Muslim.

Sekitar 40 persen warga Pantai Gading dan tiga perempat penduduk imigran di Pantai Gading adalah Muslim. Mereka sering disebut sebagai Dioulas, nama salah satu kelompok etnis Muslim di negara ini.

Menurut Marie Miran Guyon Dosen di EHESS Prancis dalam artikel yang berjudul The Political Economy of Civil Islam in Cote d'Ivoiremengatakan Pendidikan Islam baik di rumah, sekolah, dan umumnya masyarakat, selalu menjadi prioritas bagi Muslim Pantai Gading. Meskipun ada kritik, sekolah-sekolah Alquran tradisional terus memainkan peran penting sebagai identitas Muslim dan pemersatu komunitas lokal, terutama di luar kota.

Di sekolah tersebut anak-anak belajar di ruangan dan berkumpul bersama guru.Mereka lebih sering duduk di lantai untuk menghafal Alquran. Madrasah terbaik di negara ini ada di Bouake, salah satunya adalah Dar al-Hadits. Dibangun oleh pengusaha lokal.

Madrasah ini merupakan yang terbesar dan paling berpengaruh dalam dekade yang singkat sekitar tahun 1976-1984.Namun setelah direkturnya yang seorang teolog reformis Mohammed Lamine Kaba pergi, madrasah ini kehilangan pamornya.

Tahun 1980, keberadaan madrasah dan sekolah Alquran mulai redup. Mereka tak lagi mendapatkan subsidi pemerintah.Selain itu bantuan asing pun semakin terbatas, karena Muslim di Pantai Gading semakin berkurang.

Selain karena dibatasi oleh pemerintah, orang tua juga banyak yang mulai malas membayar biaya pendidikan karena tak terpenuhinya fasilitas dasar bagi anak mereka yang bersekolah di sana.Kesejahteraan guru agama Islam pun kurang diperhatikan sehingga mereka harus menam bah pekerjaan sampingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement