Kamis 11 Oct 2018 19:00 WIB

Jejak Syiar Islam di Pantai Gading

Afrika bukanlah tempat asing bagi Islam.

Muslim di Pantai Gading.
Foto: AP/Rebecca Blackwell
Muslim di Pantai Gading.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Afrika bukanlah tempat asing bagi Islam. Benua tersebut tercatat dalam sejarah sebagai tempat penyebaran agama tersebut. Pada abad kesembilan, pedagang Barbar membawa agama Islam dari Afrika Utara hingga kekaisaran kuno Ghana.

Dilansir di countrystudies.us pada abad ke-13, penguasa Malinke di Kerajaan Mali menyebarkan Islam ke sebagian besar sabana. Proses ini berlanjut sampai abad kedelapan belas.

Ketika itu Juula mendirikan kerajaan Muslim di tempat yang sekarang berada di sebelah utara Pantai Gading.Masyarakat mulai mengenal dan menyebarkan Islam, sehingga lambat laun berkembang menjadi agama mayoritas.

Pada abad kesembilan belas, pejuang Malinke Samori Toure seorang tokoh Muslim berdakwah dan menyebarkan Islam hingga keselatan. Kewajiban utama Muslim adalah mematuhi perintah Allah SWT.Bukti keimanan awal yang utama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat.

Di Pantai Gading, seorang Muslim dikatakan saleh apabila dia mengerjakan shalat, berpuasa, zakat dan berhaji bagi yang mampu. Sebagian besar muslim Ivoirian adalah Sunni. Mereka menganut mazhab Maliki. Sebagian dari mereka mendalami tasawuf melalui tarekat.

Perkembangan tarekat sufi di sana cukup pesat. Qadiriyah misalkan, didirikan pada abad kesebelas.Mayoritas pengikutnya berada di sebelah barat, dan Tidjaniya, yang didirikan pada abad kedelapan belas. Mereka paling banyak berada di sebelah timur. Dua persaudaraan Islam lainnya memiliki sedikit pengikut di Pantai Gading.

Tarekat Sanusiyah yang banyak diikuti Muslim Libya memiliki pengaruh besar di Pantai Gading. Mereka aktif mengadakan kegiatan, seperti zikir, dan berkumpul bersama dalam majlis keilmuan. Masyarakat setempat akan berkumpul dan mengadakan berbagai aktivitas.

Otoritas keagamaan yang diakui di negara ini adalah Marabout. Asal katanya adalah murabityang dipahami masyarakat Afrika Barat sebagai guru agama. Marabout dipercaya memiliki mukjizat sebagai penyembuh dan memberikan perlindungan melalui benda yang didoakannya.

Namun keberadaan marabout menimbulkan reaksi di antara masyarakat, terutama mereka keturunan arab.Gerakan penolakan marabout terjadi pada abad ke 19.

Masyarakat melihat perlawanan terhadap Marabout hanya sebagai kepentingan ekonomi. Sebabnya, mereka yang melakukan gerakan berasal dari golongan kaya.Sedangkan Marabout membela kaum papa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement