Rabu 10 Oct 2018 18:55 WIB

Kemenag Dorong Kaligrafi Kontemporer Jadi Industri Kreatif

Seni kaligrafi ini berbeda dengan karya kaligrafi biasanya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
 Peserta delegasi dari Provinsi Papua Barat, Uti Yusmiyati (24)  memamerkan karyanya saat mengikuti lomba kaligrafi kontemporer di dalam  Gedung Serba Guna, Jalan Williem Iskandar, Medan, Rabu (10/10. Kaligrafi  kontemporer ini menjadi salah cabang kaligrafi yang diperlombakan dalam  Musabaqah Tilwatil Quran (MTQ) Nasional 2018.
Foto: Republika/Muhyiddin
Peserta delegasi dari Provinsi Papua Barat, Uti Yusmiyati (24) memamerkan karyanya saat mengikuti lomba kaligrafi kontemporer di dalam Gedung Serba Guna, Jalan Williem Iskandar, Medan, Rabu (10/10. Kaligrafi kontemporer ini menjadi salah cabang kaligrafi yang diperlombakan dalam Musabaqah Tilwatil Quran (MTQ) Nasional 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag), Khoiruddin mendorong pelaku seni kaligrafi untuk menjadikan kaligrafi kontemporer sebagai industri ekonomi kreatif. Karena, menurut dia, seni kaligrafi ini berbeda dengan karya kaligrafi biasanya.

Khoruddin mengatakan, cabang kaligrafi kontemporer ini juga banyak diminati oleh masyarakat saat diperlombakan dalam Musabaqah Tilwatil Quran (MTQ) Nasional ke-27 di Gedung Serba Guna Indoor, Jalan Wiliam Iskandar, Kota Medan. Perlombaan kaligrafi ini digelar selama dua hari pada 8 hingga 10 Oktober 2018.

"Ini potensi untuk dijadikan sebagai industri kreatif Alquran. Dan itu di negara-negara lain belum sampai sejauh itu membuat kreatifitas kaligrafi, hanya Indonesia," ujar Khoiruddin saat ditemui di sela-sela acara MTQ Nasional 2018 di Medan, Rabu (10/10).

Menurut dia, ke depannya harus ada rencana untuk memasarkan industri kreatif ini ke dunia Internasional. Karena, menurut dia, kaligrafi kontemporer ini sangat berpontensi untuk go internasional. "Ini kan salah satu cara untuk menumbuhkan pergerakan ekonomi dari segi yang berbeda. Karena itu, kami dorong pelaku seni kaligrafi kontemporer ini," ucapnya.

Untuk mendorong itu, pihaknya juga sudah menggelar dua kegiatan yang terkait kaligrafi jenis ini. Pertama, yaitu lomba kaligrafi kontemporer dalam MTQ Nasional dan juga program khusus festival kaligrafi. "Kita dua kali laksanakan dan animonya sangat bagus. Makanya sekarang di rumah-rumah tangga itu banyak lukisan kaligrafi," kata Ketua Panitia Pusat MTQ Nasional 2018 ini.

Sementara itu, pelaku seni kaligrafi kontemporer asal Aceh, Ermi Daini (27) juga menyampaikan bahwa kaligrafi kontemporer sangat berpotensi untuk menjadi industri ekonomi kreatif di Indonesia. Apalagi, kata dia, saat ini karya-karya yang dihasilkan sudah semakin bagus dalam perlombaan kaligrafi kontemporer. "Alhamdulillah sekarang saya lihat semakin luar biasa karya-karyanya," kata Ermi saat berbincang dengan Republika.co.id di sela-sela perlombaan kaligrafi kontemporer.

Perempuan berkacamata ini berharap ke depannya pemerintah bisa menfasilitasi untuk pengembangan seni yang memadukan lukisan dan ayat Alquran tersebut. Karena, menurut dia, kaligrafi kontemporer juga dapat memberikan kepuasaan tersendiri bagi pecinta seni dan Alquran.

"Orang kan senang melihatnya dan ada kepuasan batin melihat warna-warna dan melihat ide-ide yang luar biasa. Jadi ada kesenangan batin. Karena itu, untuk ke depannya secara usaha mungkin bisa dijadikan ekonomi kreatif," jelas Ermi, yang dulunya pernah menjadi peserta lomba kaligrafi kontemporer di NTB pada 2016 lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement