Rabu 10 Oct 2018 17:00 WIB

Sekolah Alquran Jadi Budaya dan Tradisi Senegal

Sekolah Alquran memiliki kelebihan tersendiri.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Yasin Habibi
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak murid sekolah dasar yang belajar Alquran setelah pulang sekolah atau selama liburan. Biasanya mereka hanya akan belajar pengetahuan dasar.

Sayangnya, sebagian sekolah Alquran tidak memiliki kurikulum yang baku, tidak seperti sistem pendidikan formal. Masing-masing sekolah memiliki tradisi dan cara sendiri untuk mengajarkan siswanya tentang Alquran. Meski demikian, Muslim di sana sangat antusias untuk mengantarkan putra-putrinya untuk belajar di sekolah Alquran.

Baca: Sekolah Alquran di Senegal

Antusias yang tinggi membuat sekolah tersebut berusaha mengembangkan proses pendidikan. Lembaga pendidikan Islam yang formal mulai dirintis, seperti sekolah Prancis Arab yang mulai berdiri pada 1995. Sejak tahun 2000-an mereka telah berkembang pesat. Ini merupakan sekolah formal dengan pendidikan agama.

Sekolah ini sudah menjadi formal. Para murid mengikuti proses evaluasi pendidikan seperti sekolah lainnya berdasarkan peraturan dan kebijakan pemerintah.

Baca: Denyut Islam di Senegal

Sekolah Islam memiliki kelebihan tersendiri. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, lembaga tersebut juga menanamkan nilai persaudaraan atau ukhuwah islamiyah. Alumninya tolong-meno- long untuk mengembangkan diri setelah lulus sekolah. Jaringannya tersebar di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.

Meski pernah mengalami penjajahan, Senegal tidak menghilangkan budaya khas negaranya. Sekolah Alquran diakui sebagai budaya dan tradisi Senegal sejak lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement