Senin 08 Oct 2018 23:12 WIB

Melahirkan Keberanian

Keberanian adalah harga diri umat Islam

Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang beriman sama sekali tidak akan takut dan gentar de ngan apa pun. Keimanan adalah semangat paling tinggi yang bisa memompa keberanian seseorang.

Sebesar apa pun objek yang menakutinya, ia tak akan takut. Ia yakin, jika ia beriman, ia bersama Allah SWT Yang Mahabesar dari semua makhluk yang dihadapinya.

Keimanan itu lah yang mengalir dalam darah para sahabat.  Para pejuang Islam yang dibakar semangat keimanan tak pernah merasa gentar menghadapi musuh-musuh Islam.

Dengan gagahnya mereka bertarung di medan perang tanpa memiliki sedikit pun rasa takut. Mereka bangga menjadi seorang pejuang yang ikut jihad bersama Rasulullah SAW.

 

Jika meraih kemenangan, mereka akan hidup mulia dengan Islam. Jika terbunuh di medan perang, mereka mendapatkan syahid dan mendapatkan surga. Apa pun hasil- nya, mereka mendapatkan keuntungan di dunia dan akhirat. Jadi, apa yang mesti mereka kha watirkan lagi?

Mental keberanian inilah yang banyak hilang dari tubuh umat Islam. Kaum kafir sukses menakut- takuti kaum Muslimin dengan situasi dan kondisi masa depan yang suram, ancaman, teror, intimidasi, atau tekan an-tekanan lainnya. Umat Islam menjadi ciut untuk mem perjuangkan nilai dan norma yang diyakininya.

Syuja'ah (keberanian) adalah harga diri umat Islam. Jika sifat ini sudah hilang, hilang pulalah harga diri umat Islam di muka bumi.

 

Dahulu umat Islam sedemi- kian disegani dan ditakuti. Misal nya saja, ketika tentara Islam be rencana akan memasuki Byzan tium. Pemuda setempat telah lari tunggang langgang ka rena men dengar umat Islam akan tiba di negeri mereka. Sampai-sampai Khalid bin Walid RA menenangkan masyarakat Romawi agar tidak perlu cemas. Kedatangan umat Islam hanya untuk menyerukan Islam dan mengajak mereka menghamba pada Allah SWT.

Mungkin saat ini tak ada lagi yang gentar dengan keperkasaan umat Islam. Sangat jarang dida pati orang yang bisa bersuara lantang menyerukan kebenaran seper ti Ibnu Mas'ud. Jarang yang mau menegakkan amar makruf nahi mungkar ketika melihat ke maksiatan. Jarang pula yang mau berjihad me negakkan kebenaran ketika ber hadapan dengan pe nguasa yang zalim.

Rasulullah SAW bersabda, Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan pe nguasa yang zalim. (HR Abu Daud). Keberanian tidak hanya diukur ketika seseorang angkat senjata dan berangkat berperang. Keberanian adalah konsistensi me nyampaikan se- suatu yang hak (benar) walau mendapatkan intervensi dari pe nguasa.

 

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement