REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan masih maraknya hoaks di Indonesia, Pimpinan Pusat (PP) lkatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) akan menyatukan langkah memerangi hoaks. Hal ini menjadi salah satu hasil rekomendasi Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) IPPNU yang digelar pada 5-7 Oktober di Jakarta Pusat.
Rapimnas ini dihadiri 33 Pimpinan Wllayah (PW) IPPNU se-Indonesia dalam rangka mengusulkan rekomendasi atas isu yang akan dibawa dalam forum Kongres IPPNU Desember mendatang. Selama tiga hari itu, ada dua rekomendasi yang dihasilkan, yaitu penguatan ideologi Pancasila kepada pelajar putri dan pelajar putri satukan langkah perangi hoaks.
"Dalam tiga hari ini, ada dua rekomendasi yang dihasilkan. Pertama, penguatan ideologi Pancasila untuk pelajar. Kedua, gerakan pelajar anti-hoaks," ujar Ketum IPPNU, Puti Hasni saat sambutan dalam acara penutupan Rapimnas IPPNU di Hotel Bintang, Senen, Jakarta Pusat, Ahad (7/10).
Puti menuturkan, IPPNU fokus terhadap kedua isu itu karena sangat berkaitan dengan kondisi pelajar putri sebagai lahan garapan IPPNU. Karena itu, dia pun menitipkan kedua isu ini kepada calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin yang hadir untuk menutup Rapimnas tersebut.
"IPPNU menganggap isu ini menjadi perhatian serius, oleh karena itu kami titipkan ini kepada Kiai Ma'ruf Amin agar menjadi perhatian serius ke depan," ucap Puti di hadapan Kiai Ma'ruf.
Puti juga berharap kepada Kiai Ma'ruf agar ke depannya bisa menjadi tempat untuk mengadu jika terpilih sebagai wakil presiden periode 2019-2022. "Kiai Ma'ruf ini bapak kita bersama. Beliau merupakan bapak bangsa yang menjadi tempat berteduh bagi kita pada generasi millenial dari berbagai tantangan zaman," kata Puti.
Kiai Ma'ruf menyambut baik keinginan organisasi pelajar putri NU tersebut. Sebagai Mustasyar PBNU, Kiai Ma'ruf pun berpesan kepada pengurus IPPNU agar terus mengembangkan keilmuannya. Dia juga berharap agar IPPNU terus menjaga persatuan, terutama menjelang Pileg dan Pilpres 2019.
"Karena kita memilih calon legislatif dan presiden, jangan sampai bangsa ini terpecah, jangan sampai ada ujaran kebencian, ada hoaks, kebohongan," ujar Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf mengatakan, media sosial tidak boleh disalahgunakan dengan menyebar hoaks dan fitnah. Karena itu, dia berharap kepada IPPNU agar ke depannya bisa menyatukan langkah untuk memerangi hoaks.
"Mari kita jangan sampai kita terjebak, kita harus waspada terhadap info yang gak benar. Kita harus tabayyun terhadap berita-berita itu," kata Kiai Ma'ruf.
Baca juga: Fatwa Medsosiyah MUI tak Efektif, Ini Penjelasan Kiai Ma'ruf