REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hampir sepekan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menjalankan program pelayanan kesehatan di Kota Palu. Kali ini, program pelayanan kesehatan yang diberikan dilakukan MDMC secara mobile.
Pelayanan kesehatan itu dilaksanakan ke beberapa titik. Mulai mengunjungi masyarakat di Jalan Jabal Nur, lorong Bukit Sofa, Kelurahan Talise dan di halaman LPP RRI Kota Palu, jalan Kartini.
Dari Pos Koordinasi MDMC di Universitas Muhammadiyah (Unismuh), tim berjalan kaki menuju beberapa lokasi pelayanan kesehatan. Sebab, terjadi kekurangan bahan bakar minyak untuk menunjang transportasi.
Salah satu tim medis MDMC, Willy menjelaskan, pelayanan berlangsung 2-4 Oktober lalu dan telah melayani setidaknya sebanyak 302 pasien. Dari sana, diterima keluhan seperti demam, batuk, pilek, nyeri, gatal-gatal dan diare.
Willy menjelaskan, penyebab timbulnya gejala penyakit yang dialami sebagian besar pengungsi di antaranya cuaca panas saat siang dan cuaca dingin saat malam. Kondisi pengungsian turut menjadi penyebab lain.
Mulai pengungsi yang tidur di bawah tenda-tenda darurat, kurangnya sanitasi dan ketersediaan air bersih, dan makanan yang kurang bergizi. Hal itu dirasa memengaruhi berkurangnya daya tahan tubuh hingga mudah terserang penyakit.
"Target kami memberikan pelayanan kesehatan sebanyak mungkin untuk warga Muhammadiyah, warga yang kami dampingi dan sebanyak-banyaknya yang dapat kami jangkau," kata Willy.
Secara umum, 111 relawan MDMC telah menjalankan berbagai program seperti mengelola 3.051 pengungsi di empat titik, distribusi logistik ke 351 jiwa, mempersiapkan lahan hunian darurat, sampai operasi Urban Sar.
Bahkan, dari operasi Urban Sar yang dilakukan di reruntuhan Hotel Roa Roa, ditemukan delapan jenazah. Selain itu, MDMC melakukan kegiatan prikososial, dan tentunya membuka dapur umum.