REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Jawa Timur berkeinginan mengembangkan kerja sama dengan institusi Muslim dan perguruan tinggi di Rusia.
Presiden UNIDA KH Hasan Abdullah Sahal dan Rektor UNIDA KH Prof.Dr.Amal Fathullah Zarkasyi melakukan pertemuan dan penjajakan kerja sama dengan dua universitas terkemuka di Rusia St. Petersburg State University (SPBGU) di St. Petersburg dan National Research University Higher School of Economics (HSE) pada 24-28 September 2018.
Berdasarkan keterangan tertulis dari KBRI Moskow yang diterima di Jakarta, Rabu, rombongan juga sempat mengunjungi Masjid Agung Moskow dan berdiskusi dengan Dewan Mufti Rusia.
Rombingan UNIDA juga sempat mengisi pengajian di dapan masyarakat Muslim Indonesia di Rusia yang tergabung dalam Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) di Mushola KBRI Moskow.
Rektor UNIDA mengatakan bahwa kunjungannya ke Rusia bertujuan untuk dapat menjalin dan mengembangkan networking dengan perguruan tinggi di Rusia.
Banyak alumni UNIDA yang memiliki kemampuan dan berkeinginan melanjutkan studinya di luar negeri. Saat ini terdapat alumni UNIDA yang studi di Rusia. Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk penelitian bersama untuk para dosen dan pertukaran mahasiswa.
"Alhamdulillah, perguruan tinggi Rusia menyambut baik untuk bekerja sama dengan UNIDA. Kami optimis untuk lebih intensif lagi menjalin komunikasi dengan mereka," kata KH Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi.
UNIDA merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang unik berdasarkan sejarah pendirian dan sistem pendidikannya. Meskipun berlandaskan tradisi Islam, UNIDA berkembang sebagai sebuah perguruan tinggi swasta modern.
UNIDA tidak hanya memiliki fakultas dan program studi Islam, seperti Fakultas Ushuluddin, Tarbiyah, Syariah, tetapi juga fakultas umum lainnya, yaitu Ekonomi dan Manajemen, Humaniora, Ilmu Kesehatan, serta Sains dan Teknologi. UNIDA telah memiliki kerja sama dengan berbagai peguruan tinggi di luar negeri.
Pengembangan kerja sama dengan HSE di Moskow dapat dititikberatkan pada bidang ekonomi, menajemen, dan humaniora. Sedangkan kerja sama dengan SPBGU di St. Petersburg dapat difokuskan pada bidang sejarah dan budaya Islam, selain bidang-bidang umum lainya, baik ekonomi, humaniora, maupun kesehatan.
Dalam pertemuan UNIDA dengan Dewan Mufti Rusia dibahas pengembangan kerja sama di bidang pendidikan Islam dan upaya-upaya mendekatkan hubungan antara komunitas muslim Rusia dan Indonesia. UNIDA mengundang mahasiswa muslim Rusia untuk belajar di UNIDA.
Wakil Ketua Dewan Mufti Rusia, Damir Hazrat Gizatullin menyampaikan masyakarat muslim Rusia merasa dekat dengan Indonesia dan tetap mengenang Presiden Soekarno yang pernah berkunjung ke Masjid Agung Moskow tahun 1956.
Presiden Soekarno juga berjasa dalam pengembalian fungsi Masjid Agung St. Petersburg sebagai tempat ibadah umat muslim setempat. "Indonesia dapat dijadikan contoh bagi kami, seperti dalam penanganan haji. Kami juga mendukung agar mahasiswa muslim Rusia dapat belajar di Indonesia," ungkap Damir Hazrat Gizatullin.
Setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991, komunitas muslim di Rusia mengalami kebangkitan. Masyarakat muslim terus berkembang, saat ini terdapat sekitar 7000 masjid di seluruh Rusia.
Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, kerja sama pendidikan dan keagamaan dapat turut mendekatkan hubungan antara bangsa Indonesia dan Rusia.
"Kerja sama pendidikan dan keagamaan juga dapat berdampak positif pada kerja sama ekonomi, perdagangan dan pariwisata. Rusia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di Eropa dengan jumlah sekitar 20-25 juta orang.
Oleh karena itu, kerja sama dengan Rusia terkait bidang keagamaan, khususnya Islam, juga sangat potensial. Tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga bagi pemasaran beragam produk halal Indonesia," kata Dubes Wahid.