REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Disaster Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bambang Triyono mengatakan, pihaknya segera memberikan respons terkait gempa dan tsunami di Donggala dan Palu. ACT akan memberangkatkan beberapa personil untuk terjun langsung ke lokasi.
"InsyaAllah, paling lambat Sabtu (29/9) subuh. Ada dua personil tim DERM akan berangkat ke Donggala juga Palu," kata Bambang Triyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Bambang mengatkan, tim akan berangkat melalui jalur udara ke Gorontalo, lalu disambung perjalanan darat menuju ke Kota Palu dan Donggala di Selatan. Dia melanjutkan, ACT tidak hanya menurunkan tim DERM ACT Pusat tapi juga tim dari ACT Sulawesi Selatan.
"Ada dua personil dari tim ACT Sulsel dan dua orang dari anggota MRI Sulsel. Mereka akan berangkat menuju Palu, melalui darat dari Kota Makassar," kata Bambang lagi.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7.7 SR mengguncang dengan episentrum dekat Kota Donggala Sulawesi Tengah, Jumat (28/9) petang. Gempa turut dirasakan hingga ke Kota Palu dan Mamuju.
Sesaat setelah gempa besar, peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh BMKG. Namun sekira setengah jam pascagempa, peringatan tsunami dicabut.
Pasca berita gempa besar itu merebak, ACTNews menerima kiriman video amatir yang menggambarkan detik-detik gelombang tsunami itu datang. Dalam video itu terlihat gelombang air laut menerjang bangunan di mana perekam bersama warga lainnya berada.
Tak hanya itu, video juga melihatkan sebuah masjid yang ikut terhantam air laut yang diperkirakan setinggi lebih dari empat meter. Setelah menelusuri lebih lanjut, rekaman video tersebut ternyata benar-benar terjadi sesaat setelah gempa besar 7,7 SR.
Rekaman video diambil dari sebuah gedung, tepatnya di parkiran Palu Grand Mall. Masjid yang juga terlihat itu adalah Masjid Al Hairat yang terletak di Jalan Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah.
Sementara, dua gempa di Sulawesi Tengah dalam selang tiga jam sempat memicu peringatan tsunami yang kemudian dicabut dan gempa besar itu diikuti dengan gempa-gempa susulan. Sejauh ini seorang warga meninggal dunia dan 10 luka akibat peristiwa pada Jumat (28/09).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, gempa pertama terjadi di Donggala, sekitar pukul 14:00, sementara gempa berikutnya terjadi pada pukul 17:02. Di antara dua gempa besar, terjadi setidaknya tiga gempa kecil lain.