Kamis 27 Sep 2018 18:00 WIB

Mensyukuri Basah Hujan

Tanah yang gersang menjadi subur. Kabut asap yang mengotori langit menjadi bersih.

Hujan
Foto: freespeakplanet.wordpress.com
Hujan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Tanah yang gersang menjadi subur. Kabut asap yang mengotori langit menjadi bersih. Inilah tanda kekuasaan Allah SWT dalam firmannya, "Dan di antara tanda-tanda-Nya (adalah) kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS Fushshilat [41]: 39).

Pimpinan Pesantren Terpadu Insan Cendekia Sumatra Barat H Ahmad Maududi Lc MA memesankan, berkah yang turun dari langit tersebut harus disambut dengan hati yang penuh syukur. Betapa besar karunia Allah SWT yang terkandung dari hujan.

"Kita bisa merasakan, betapa mahalnya cost yang dikeluarkan untuk membuat hujan buatan. Betapa menderitanya penduduk bumi hanya beberapa saat saja hujan tidak diturunkan Allah SWT," jelas pria yang akrab disapa Buya Ahmad belum lama ini.

Buya Ahmad beserta warganya di Sumatra Barat benar-benar merasakan betapa besar karunia dari hujan. Kabut asap yang melanda Sumatra selama beberapa bulan, telah membawa kerugian hampir di semua sektor. "Karena kabut asap, pendidikan dan pesantren kita terhenti, ekonomi masyarakat kita hampir lumpuh, belum lagi dari segi kesehatan. Ada ribuan orang terkena ISPA," katanya berkisah.

"Ketika Allah turunkan hujan di malam hari, paginya langit terlihat cerah. Kabut asap lenyap. Inilah karunia Allah. Orang yang tidak mensyukuri itu benar-benar kufur nikmat," katanya menambahkan.

Pimpinan Pesantren Al-Ihsan Boarding School (IBS) Riau KH Misran Agusmar Lc menambahkan, hujan yang turun sebagai jawaban Allah dari shalat-shalat Istisqa yang digelar. Walaupun langit di Kota Pekanbaru, Riau, belum sepenuhnya bersih, paling tidak kualitas udaranya tak seburuk hari-hari sebelumnya.

Hal ini disebabkan hujan yang sudah beberapa kali turun di Kota Pekanbaru. "Dalam berdoa, kita harus bersabar. Jangan ada yang ngotot bilang, 'kami sudah shalat Istisqa kok belum turun hujan?'. Kata-kata isti'jal ini bisa menghalangi terkabulnya doa," jelasnya.

Dalam berdoa, Kiai Misran memesankan untuk mengikuti adab-adabnya. Di antaranya, sebagaimana sabda Nabi SAW dari Abu Hurairah RA, "Doa kalian akan diijabahi (dikabulkan) selama tidak terburu-buru mengucapkan, 'Aku telah berdoa, namun belum diijabahi doaku'." (HR Bukhari Muslim).

Menurut Kiai Misran, tidak mesti seseorang berdoa kemudian langsung dikabulkan Allah SWT saat itu juga. Bisa jadi, Allah tangguhkan beberapa waktu karena beberapa alasan. Misalnya, menunggu waktu yang tepat, ada aspek kemaslahatan, atau menguji sejauh mana kesabaran orang yang berdoa. "Jadi jangan menyalahkan, 'oh, doa khatib atau imam shalat Istisqanya tidak makbul, shalat Istisqa yang dilakukan tidak diterima'. Itu tidak boleh," katanya berpesannya.

Pimpinan Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Sumatra Barat H Mulyadi Muslim Lc MA memesankan, tradisi umat Islam sangat bahagia dalam menyambut hujan. Hal ini mungkin disebabkan Jazirah Arab yang jarang sekali mendapatkan hujan. Dalam banyak hadis disebutkan, kedatangan hujan bersamaan dengan datangnya berkah Allah SWT.

"Jadi kita jangan mencela hujan. Entah itu hujan membuat mobil kita kotor, transportasi terhalang, banjir, dan entah kata-kata apa lagi yang mengutuk hujan. Harusnya, ketika hujan turun kita banyak berdoa karena waktu itu sangat mustajab," katanya menerangkan.

Ustaz Mulyadi mengutip hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan, "Carilah doa yang mustajab pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan." (HR Hakim). Hadis serupa juga mengatakan, "Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah." (HR Muslim).

Mulyadi juga memesankan, daerah-daerah yang belum diturunkan hujan agar memperbanyak doa dan menggelar shalat Istisqa. Jangan sekali-kali mengundang paranormal untuk menurunkan hujan. Hadis Rasulullah SAW tegas sekali melarang umat Islam untuk menggunakan jasa paranormal.

Hadis Rasulullah SAW, "Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun lalu dia membenarkan apa-apa yang dikatakan maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement