Rabu 26 Sep 2018 19:02 WIB

DD Siap Dukung Pemprov Jabar Kirimkan Ulama ke Luar Negeri

Dakwah di negara minoritas Muslim akan saling menyempurnakan dengan di dalam negeri.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) mendukung rencana Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil untuk mengirimkan ulama berdakwah ke Spanyol. Bahkan, lembaga filantropi ini menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam rencana ini.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, mengatakan bahwa berdakwah ke negara-negara minoritas Muslim akan saling menyempurnakan dengan dakwah di dalam negeri. "Saya mendukung sekali. Karena saya yakin Kang Emil juga memperhatikan umatnya yang ada di Jabar. Ini bagus, saling melengkapi dan menyempurnakan," ujar Imam kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Menurut Imam, Spanyol merupakan tempat yang tepat untuk para ulama berdakwah ke sana. Hal itu karena dulu di negara minoritas Muslim tersebut, Islam pernah berjaya.

Dompet Dhuafa juga pernah mengirimkan ulama untuk berdakwah ke negara-negara minoritas Muslim, salah satunya ke Spanyol dalam program Cordofa (Corp Dai Dompet Dhuafa).

"Kami juga siap bekerja sama dengan Pemprov Jabar dalam rencana Gubernur memberangkatkan ulama ke Spanyol," kata Imam.

Sebelumnya pada Selasa (25/9), Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebutkan bahwa dalam waktu dekat Pemprov akan meluncurkan program pelatihan bahasa Inggris bagi ulama dan ustaz di Jabar. Setelah menguasai bahasa Inggris, para ulama akan dikirim ke beberapa negara di Eropa dan Amerika untuk berdakwah.

Khusus untuk negara di Eropa, ia mengutamakan negara Spanyol. Alasannya, karena di negara tersebut kini sedang ada gelombang warganya menjadi mualaf.

"Kenapa akan saya kirim ke Spanyol karena di situ sekarang ada gelombang orang jadi mualaf. Jadi, di sana mereka tidak mempraktikkan ibadah agamanya, rata-rata sekarang banyaknya ateis, tapi kelompok ateis ini banyak yang mentok terhadap pertanyaan-pertanyaan hidupnya," ujar pria yang akrab disapa Emil itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement