Selasa 25 Sep 2018 19:24 WIB

Kesederhanaan Muslim Campa

Kehidupan masyarakat Muslim Campa dijalani secara sederhana.

Muslim Kamboja sedang silaturahim.
Foto: thecmdf.org
Muslim Kamboja sedang silaturahim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak datang pertama hadir di Komboja pada sekitar 618 Masehi, Islam pernah menjadi agama mayoritas di Kam boja hingga 1975. Saat itu, terdapat 150 ribu hingga 200 ribu Muslim yang merupakan etnis Champ dari Kerajaan Champa.

Namun, pembantaian Khmer Merah terhadap umat Islam membuat mereka terpuruk. Sejak 1980, kekuatan Islam tak dapat lagi bangkit. Kendati demikian, Islam telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Muslim Champ. Ajaran Islam tidak hanya dipraktikkan dalam ranah ke agamaan, tetapi juga mencakup seluruh lini hidup.

Kehidupan masyarakat Muslim Champ dijalani secara sederhana. Perumahan yang mereka huni kebanyak tidak memiliki listrik, air yang mengalir, sistem pembuangan, atau peralatan. Rumah biasanya berisi perabotan kecil, dekorasi, atau peralatan.

Beberapa buku, selembar kertas, dan satu atau dua pensil bisa dibungkus dalam plastik untuk disimpan. Orang-orang tidur di atas tikar yang digulung dan bersandar di dinding atau disimpan di atas kepala pada siang hari. Beberapa Muslim Champ, terutama di Kamboja, memiliki tempat tidur ranjang rendah.

Muslim Champ menjalankan aktivitas memasak di atas gerabah yang diletakkan di atas api. Karena kebanyakan Muslim Cham tidak memiliki pendingin, mereka menggunakan makanan yang diawetkan, asin, atau segar. Peralatan dapur termasuk pot, mangkuk, ladlememasak, dan sendok yang terbuat dari batok kelapa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement