REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doa untuk Lombok terus mengalir dari masyarakat bukan hanya di Indonesia tapi juga dari berbagai belahan dunia. Gempa yang melanda salah satu daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu pun menarik perhatian masyarakat Gaza khususnya santri-santri Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Gaza, Palestina.
Puluhan santri berkumpul menggelar doa bersama dan shalat gaib untuk saudara-saudara mereka di Lombok. Mereka berharap masyarakat Lombok diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah yang telah menimpa para korban gempa.
“Hanya doa yang dapat kami lakukan, karena kami pun masih dijajah dan diblokade Israel. Besar keinginan kami bisa hadir di Lombok untuk menjadi relawan bersama Ustaz Yusuf Mansur dan tim,” ujar Omar dan Husen, santri Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Gaza, yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz, dalam rilis PPPA Daarul Qur’an yang diterima Republika.co.id, Senin (24/9).
Santri Rumah Tahfizh Daarul Qur'an Gaza, Palestina, menggelar shalat gaib untuk korban gempa Lombok, NTB.
Sejak gempa mengguncang Lombok pada 29 Juli lalu, tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur’an terjun langsung ke lokasi-lokasi terparah pasca bencana dengan membuka dapur umum dan posko kesehatan. Saat ini, tim tengah membangun Rumah Qur’an di Dusun Melempu, Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.
“Rumah dibangun serentak, sudah 80 pondasi rumah, 50 naik tiang, lalu dinding rangka, atap lalu gedhek bambu. Targetnya 1000 Rumah Qur’an berdiri di Lombok,” ujar Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Muhammad Anwar Sani, Senin (24/9).
Menurutnya, tempat tinggal memang menjadi kebutuhan mendesak para korban gempa di Lombok. Apa lagi musim penghujan mulai datang, masyarakat khususnya anak-anak dan mereka para orang tua yang sudah sepuh harus mendapatkan hunian yang layak. Mereka harus terus melanjutkan kehidupan.
“Tidur di tenda pengungsian yang beralas tanah dan beratap terpal membuat warga rentan terserang penyakit. Karena itu kami menggagas program 1.000 Rumah Qur’an untuk Lombok. Klik sedekahonline.com untuk terlibat dalam pembangunan rumah Qur’an,” tutur Ustaz Sani sapaan akrabnya.