REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Hakim Saifudin mengatakan pada 2019 gaji penyuluh agama non pegawai negeri sipil (PNS) akan meningkat. "Khusus penyuluh agama non-PNS, Insya Allah honorarium bulanannya akan meningkat," kata Menag di hadapan ratusan penyuluh agama se Sulawesi Tengah di Kota Palu, Selasa (18/9).
Menurutnya hal itu tentu belumlah mencukupi. Tetapi setidaknya merupakan sesuatu yang dapat diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen kepada penyuluh agama.
"Kita juga terus berupaya, meskipun tidak cukup drastis, untuk yang non-PNS ini, bisa hilang non-nya atau menjadi PNS," ungkapnya pada kegiatan 'Sapa Penyuluh Agama bersama Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin yang dilaksanakan Kanwil Kemenag Sulteng.
Ia menyebutkan hal itu dilakukan secara bertahap, dimana saat ini Kementerian Agama juga menerima seleski calon PNS. "Memang sebagian besar dialokasikan untuk guru-guru agama, karena yang paling mendesak adalah guru-guru agama di sekolah-sekolah umum dan madrasah. Tetapi, tetap ada juga alokasi untuk penyuluh agama, penghulu dan tenaga fungsional lain," jelas Menag.
Ia mengakui dan menyadari bahwa eksistensi penyuluh agama sangat luar biasa, bagi bangsa Indonesia yang sangat dikenal agamisnya. Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke mengatakan kegiatan itu dikemas khusus untuk penyuluh agama baik berstaus pegawai negeri sipil (PNS) maupun non-PNS.
Kakanwil merincikan jumlah penyuluh agama di Sulteng yakni penyuluh Islam PNS 35 orang dan Non PNS 900 orang. Penyuluh Kristen PNS delapan orang dan non PNS 112 orang. Penyuluh Katolik PNS dua orang dan non PNS lima orang. Penyuluh Hindu non PNS 60 orang dan non PNS Budha 60 orang.
Selain itu Rusman mengatakan, semua unsur penyuluh agama di Sulteng serta mengundang majelis taklim yang dibina penyuluh agama di Sulteng. "Perkiraan sekitar 800 orang yang hadir, dan kami sangat berterimakasih kepala Menteri Agama," tambah Kakanwil.