REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjis Istiqlal Ustaz Nasaruddin Umar meminta umat untuk lebih matang dan tenang dalam menghadapi tahun politik. Umat Muslim diharapkan mampu menciptakan suasana yang damai dan kondusif.
"Menyikapi tahun politik di tahun depan yang juga masuk di tahun 1440 H, masyarakat sebaiknya lebih matang dan dewasa dalam memberikan pendapat. Jangan berikan kata-kata yang emosional, gegabah, dan kontroversial," ujar Ustaz Umar saat dihubungi Republika, Ahad (9/9).
Ia meminta umat untuk lebih berhati-hati dalam sikap dan perbuatan. Selain itu ia berharap umat dapat menciptakan kondisi yang lebih kondusif, damai, serta mewujudkan kesolidan umat Muslim.
Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran ini mengingatkan, sekalipun masing-masing memiliki lawan politik, namun lawan itu bukanlah orang lain. Mereka masih saudara sebangsa dan setanah air yang hendaknya dirangkul bukan dibenci.
"Tidak ada istilah orang lain dalam bangsa ini. Semua saudara. Jangan sampai kita mengoranglainkan saudara sendiri, lalu melahirkan sikap yang tidak produktif. Ini bisa memberi celah bagi orang lain yang ingin memanfaatkan dan melemahkan bangsa kita," ujarnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal ke-5 ini menganggap sekalipun tiap orang memiliki pilihan politik yang berbada, semua adalah saudara. Jangan mengasingkan sesama yang berujung keretakan dan perpecahan antar umat dan bangsa Indonesia.
Jelang Tahun Baru Islam 1440 H, ia pun menyebut solidaritas keumatan harus dipertahankan dan diperkuat. Jangan sampai umat gampang terpancing oleh omongan-omongan di luar seperti media sosial. Ustaz Umar menilai media sosial saat ini cenderung provokatif.
Ia meminta umat untuk dapat menahan mental. Jangan sampai umat menari di atas tabuhan gendang yang ditabuh orang lain. Umat Islam harus menjadi umat yang mandiri dan kuat.
"Selain mandiri dan kuat, umat juga harus matang dalam intelektual, spiritual, dan psikologisnya. Jangan hanya salah satu saja. Hijrahlah dari umat konsumtif menjadi lebih produktif," tutupnya.