REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU -- Seorang tentara yang berbasis di Hawaii mengaku bersalah atas tuduhan membocorkan informasi militer rahasia pada organisasi terorisme ISIS, Rabu (29/8). Dilansir di Fox News pada Rabu (29/8), tentara tersebut mengakui dirinya mengirim pesawat tanpa awak untuk melacak pasukan Amerika Serikat (AS) dan dukungan lain untuk agen rahasia ISIS.
Sersan 1st Class Ikaika Kang mengakui empat tuduhan bersalah di hadapan majelis hakim AS di Honolulu. “Yang Mulia, saya memberikan dokumen rahasia ke ISIS,” kata Kang yang mengenakan seragam penjara berwarna krem dengan lantang.
Bahkan, ia mengakui menyediakan pesawat tanpa awak untuk mendukung ISIS. Ia juga tidak membantah ketika Asisten Jaksa AS Ken Sorenson menggambarkan dukungan lain yang diberikan kepada anggota ISIS.
“Kang memberikan banyak dokumen digital, termasuk informasi sensitif, di dalamnya ada file senjata militer AS dan berbagai senjata militer manual,” ujar Sorenson.
Terlatih sebagai pengontrol lalu lintas udara, Kang juga menyediakan dokumen termasuk tanda panggilan, prosedur misi, dan frekuensi radio yang sangat membantu militan ISIS. Pada salah satu pertemuan agen-agen, Kang dipercaya sebagai bagian dari ISIS. Kang telah bersumpah setia kepada kelompok itu dalam bahasa Arab dan Inggris, dengan mencium bendera ISIS.
Berdasarkan informasi yang disampaikan seorang informan kepada agen AS, Kang terobsesi dengan video yang menggambarkan pemenggalan terorisme, pengeboman bunuh diri, dan kekerasan lainnya. Kang menonton dan mempelajari video itu di kamarnya selama berjam-jam setiap hari.
Kepada informan, Kang mengatakan, dia menjadi anggota ISIS, Kang akan menjadi pengebom bunuh diri dan menyerang Schofield Barracks, pangkalan militer di luar Honolulu.
Awalnya, Pemerintah AS meminta seorang hakim mengizinkan untuk memesang alat pelacak di mobil Kang pada Oktober 2016. Kemudian, Kang diketahui menonton video selama empat hingga lima jam setiap hari selama sepekan. Bahkan, Kang menonton video-video kekerasan yang dipertontonkan ISIS, lebih lama daripada biasanya.
Masih berdasarkan informasi yang disampaikan informan, Kang pernah mengadakan pertemuan besar pada September 2016. Diduga, pertemuan itu membahas ihwal “orang jahat” dan kebencian terhadap non-Muslim.
Informan juga mengatakan, Kang mulai meneliti ISIS sejak 2014. Dia menyatakan berkeinginan pindah ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS. Ia mengatakan, tetap bertahan menjadi tentara hanya untuk menerima gaji.
Para agen menyatakan, alat pelacak diperlukan untuk memantau aktivitas Kang. Sebab, mereka khawatir Kang melakukan serangan tiba-tiba.
Pejabat dengan Brigade Penerbangan Tempur ke-25 mengatakan kepada FBI ihwal kekhawatiran mereka mengawasi Kang. Personel Brigade juga khawatir pertemuan besar yang dihadiri Kang, menargetkan anggota unit militer.
Kang telah ditahan tanpa jaminan sejak penangkapan pada Juli 2017. Dia dijadwalkan mendengar putusan pada 10 Desember. Jaksa dan Kang menyetujui hukuman 25 tahun penjara atas dakwaan yang bisa menempatkannya dipenjara seumur hidup.