REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daarut Tauhid Peduli (DT Peduli) akan membangun 25 rumah bagi warga korban gempa Lombok. Pembangunan ini merupakan salah satu langkah dari program pembangunan 10 ribu rumah untuk membantu masyarakat di Lombok.
"Kita ada program 10 ribu pembangunan Rumah Tangguh. Tahap pertama akan dibangun 25 rumah dulu," ujar Direktur Markom DT Peduli Hendra Irawan kepada Republika, Kamis (30/8).
Hendra menyebut untuk pembangunan 25 rumah ini menggunakan dana publik atau donasi dari seluruh masyarakat Indonesia. Ke depannya ia tidak menutup kemungkinan akan dilaksanakannya kerja sama antara DT Peduli dengan perusahaan atau instansi lain.
Tiap rumah yang akan dibangun ini dipatok seharga Rp 15 juta. Sehingga untuk membangun total 10 ribu rumah menurutnya masih sangat membutuhkan bantuan dan donasi dari masyarakat luas.
Untuk beberapa perusahaan yang akan bekerja sama dengan DT Peduli, Hendra menyebut sudah ada yang menerima proposal dan mendukung program ini. Tinggal menunggu keputusan akhir dan bantuan dari instansi tersebut bisa disalurkan kepada korban gempa Lombok.
"Pekan ini kita sudah diskusi dengan warga untuk pembangunannya. Insyaallah target pekan depan sudah mulai dibangun," lanjutnya.
Ia menjelaskan proses pembangunan rumah-rumah ini melibatkan warga langsung tanpa menggunakan jasa kontraktor. DT Peduli pun sifatnya hanya memantau dan menjaga selama proses pengerjaan.
DT Peduli ingin menggerakkan dan meningkatkan potensi masyarakat di Lombok untuk saling bekerjasama dan gotong royong. Semua proses sejak pembelian bahan hingga pembangunan murni dilakukan oleh masyarakat.
"Kita memang mengejar pembangunan secepatnya, karena sebentar lagi sudah memasuki musim hujan. Kabar dari tim yang di sana langitnya sudah mulai mendung dan mengkhawatirkan untuk warga apalagi yang tinggal di pengungsian," ucap Hendra.
Untuk lokasi pembangunan difokuskan di wilayah sekitaran posko DT Peduli yakni di Dusun Teluk Dalam, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Setelahnya baru pembangunan akan bergerak ke wilayah lain di Lombok Timur.
DT Peduli mentargetkan pembangunan 25 rumah ini selesai di akhir September. Berdasarkan jadwal yang disusun, maksimal pembangunan jika tanpa halangan selesai dalam jangka waktu satu bulan.
"Semaksimal dan secepat mungkin, kalau bisa. Kalau yang 10 ribu kita pencanangan sampai akhir tahun. Tapi masih wait and see juga dengan program pemerintah. Jangan sampai program kita mengganggu program pemerintah," lanjut Hendra.
Ia pun berharap program yang digalakkan oleh DT Peduli ini bisa menjadi bagian atau bersinergi dan menyempurnakan program milik pemerintah. Aa Gym selaku pembina Daarut Tauhid sendiri telah diminta untuk berkunjung dan silaturahim dengan warga di Lombok pada akhir September sekaligus meresmikan 25 rumah tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut berdasarkan data terbaru, Rabu (29/8), 32.129 unit rumah yang rusak akibat gempa yang melanda Lombok telah diverifikasi. Pendataan dan proses verifikasi kerusakan terus dilakukan di tujuh kabupaten atau kota di wilayah Lombok dan Sumbawa.
"Petugas terus melakukan verifikasi sesuai tingkat kerusakan rumah. Ada yang rusak berat, sedang, dan ringan. Ini didata sesuai nama pemilik dan alamat," ujarnya.
Data sementara menyebut terdapat 83.392 unit rumah rusak di mana yang terverifikasi baru 32.129 unit. Sebanyak 16.231 di antaranya rusak kondisi berat dan sisanya rusak sedang dan ringan.
Dari 83.392 unit rumah yang rusak, yang berada di Lombok Utara sebanyak 23.098 unit, Lombok Barat 37.285 unit, Lombok Timur 7.280 unit. Sementara untuk Lombok Tengah 4.629 unit, Kota Mataram 2.060 unit, dan Sumbawa 9.040 unit.
"BNPB telah menyalurkan bantuan perbaikan rumah sebesar Rp 250 milyar. Kita sudah mengajukan tambahan anggaran ke kementerian keuangan untuk perbaikan rumah," lanjut Sutopo.