Senin 27 Aug 2018 16:26 WIB

ACT Bagikan 35 Ribu Kambing untuk Kurban 2018

Pemberian kurban diberikan dalam bentuk matang.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seribuan warga sekitat Kantor Gubernur Lampung menikmati makan sate hewan kurban bersama Gubernur Lampung M Ridho Ficardo pada acara  Dapur Qurban Lampung 1439 H digelar ACT Lampung, Jumat (24/8).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Seribuan warga sekitat Kantor Gubernur Lampung menikmati makan sate hewan kurban bersama Gubernur Lampung M Ridho Ficardo pada acara Dapur Qurban Lampung 1439 H digelar ACT Lampung, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia menyebut tahun ini program kurban berjalan sesuai harapan. Sebanyak 35 ribu hewan kurban setara kambing dibagikan bagi masyarakat Indonesia dan internasional.

"Tahun ini sesuai dengan harapan kita mencapai 35 ribu ekor setara kambing atau domba. Tahun lalu hanya 21 ribu," ujar General Manager Media Network Development ACT Lukman Azis saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/8).

Lukman menyebut daging-daging hewan kurban ini dibagikan secara masif dan merata sesuai target yang telah ditentukan. Sebanyak 256 kabupaten/kota di Indonesia dan 45 negara di luar Indonesia merasakan manfaat kurban tahun ini.

Wilayah Lombok menjadi wilayah yang mendapat perhatian khusus dan besar dari ACT Indonesia pascabencana yang melanda sejak akhir Juli 2018 lalu. Sebanyak 600 hewan kurban setara kambing dibagikan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. Tujuannya tentu untuk membantu mereka yang menjadi korban bencana gempa agar tetap merayakan Idul Adha 1439 H.

ACT juga menyebut tahun inibada program yang baru pertama kali dilakukan, Dapur Qurban. Program ini dibentuk agar memudahkan penerima untuk menikmati daging kurban.

"Program ini ada karena pertimbangannya masyarakat termasuk yang berada di lokasi bencana seperti Lombok bisa langsung merasakan dagung olahan kurban," kata Lukman.

Ia menilai tidak sedikit warga yang usai menerima daging kurban mentah malah menjual daging tersebut. Sementara jika daging yang didapat sudah diolah dan dimasak, mereka akan langsung memakannya.

Jika dibandingkan dengan wilayah Jakarta, masih banyak masyarakat Indonesia di luar yang bisa jadi belum pernah merasakan bagaimana daging sapi atau kambing itu. Bahkan bisa jadi yang memelihara hewan-hewan ini pun belum pernah memakan dagingnya.

"Daging-daging ini kita olah dan kita masak sesuai kearifan lokal daerah. Program ini kita hadirkan di 15 wilayah yang menjadi cabang kita," ujarnya.

Di Jakarta, sebanyak 121 RW twlah merasakan manfaat program ini. Wilayah yang dipilih adalah yang masuk dalam kategori kumuh dan miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement